Itu mereka semuanya baik yang isolasi mandiri, isolasi terpusat, atau masuk rumah sakit, semuanya dibiayai negara
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui eksekusi anggaran kementerian/lembaga (K/L) memang sempat terhambat saat COVID-19 varian Delta merebak pada pertengahan tahun 2021.

"Kalau dari sisi penyerapan, kementerian/lembaga mungkin banyak sekali membuat program, tetapi ternyata eksekusinya agak sulit pada saat kemudian terjadi varian Delta," ujar Sri Mulyani dalam Talkshow #PahlawanVaksin secara daring di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan hal tersebut menyebabkan penyerapan belanja negara menjadi lesu, sementara belanja bantuan sosial dan kesehatan meningkat.

Klaim pasien COVID-19 dari yang sekitar Rp40 triliun pun naik dua kali lipat lantaran merebaknya varian Delta yang menyebabkan lonjakan kasus aktif hingga 50 ribu per hari.

"Itu mereka semuanya baik yang isolasi mandiri, isolasi terpusat, atau masuk rumah sakit, semuanya dibiayai negara," kata Sri Mulyani.

Bendahara Negara tersebut menuturkan para pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri dibiayai negara melalui pemberian paket obat dan vitamin, sedangkan yang melakukan isolasi terpusat juga diberikan makanan dari biaya pemerintah, begitu pula dengan yang dirawat di rumah sakit mengklaim biaya dari APBN.

Maka dari itu, pemerintah pun menyelesaikan seluruh klaim rumah sakit yang masih tersisa pada tahun 2020 di tahun ini, sehingga saat memasuki tahun 2022 tak ada lagi klaim yang tertinggal.

"Karena terkadang ini bukan masalah uangnya, tetapi masalah tata kelola atau governance karena masih adanya perbedaan standar rumah sakit dalam klaim biaya COVID-19," tegasnya.

Dengan demikian, ia berharap Kementerian Kesehatan bisa menciptakan tata kelola dan akuntabilitas yang semakin baik dalam hal anggaran penanganan COVID-19 ke depannya.

Baca juga: Menkeu pantau proses kelancaran pencairan anggaran belanja APBN 2021
Baca juga: Bahlil minta Sri Mulyani tambah anggaran DAK untuk DPMPTSP daerah
Baca juga: Sri Mulyani: Defisit APBN November 2021 turun, menjadi Rp611 triliun

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021