Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta menilai meski Ibu Kota Negara (IKN) pindah ke Kalimantan Timur namun perekonomian Indonesia masih tetap bertumpu kepada Jakarta.

“Saya yakin Jakarta tetap memegang peranan penting dalam ekonomi nasional,” kata Ketua Kadin DKI Jakarta Diana Dewi dalam diskusi publik bertajuk dampak pemindahan IKN di Jakarta, Senin.

Ia beralasan, ekonomi Jakarta dan daerah sekitarnya berkontribusi 28-34 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan Jakarta merupakan pusat dari aktivitas ekonomi serta jasa di Tanah Air.

Berdasarkan data Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun 2019, pusat perdagangan di Jakarta berkontribusi 20 persen terhadap PDB sektor perdagangan. Begitu juga pusat jasa keuangan berkontribusi 45 persen.

Pusat jasa perusahaan sebesar 68 persen terhadap nasional, pusat administrasi pemerintahan dan pertahanan sebesar 49 persen, pusat jasa pendidikan sebesar 27 persen dan pusat industri pengolahan 10 persen.

Sementara itu, konsumsi rumah tangga di Jakarta turut mempengaruhi kinerja wilayah lain, yakni Jawa sebesar 21 persen, Bali dan Nusa Tenggara 7 persen, Kalimantan (6 persen), Sumatera (5 persen) dan Sulawesi-Papua 4 persen.

Namun, ketika IKN pindah, kata dia, konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah di Jakarta akan menurun.

Baca juga: Waka DPRD DKI usul aset pusat dikelola Jakarta setelah IKN pindah
Baca juga: Kementerian PUPR berencana bangun tol bawah air di IKN


Karena, kata Diana, industri pada karya diperkirakan akan “angkat kaki” dari Jakarta dan kota satelit lainnya. Konsumsi rumah tangga juga diperkirakan menurun seiring dipindahkannya PNS, TNI dan Polri.

“UMKM juga akan berkurang pangsa pasarnya karena kondisi ini harus benar-benar dapat dipikirkan bersama jalan keluarnya,” katanya.

Diana mengharapkan Jakarta bertransformasi ke arah ekonomi bernilai tambah tinggi, berkolaborasi, integrasi dengan kota di Jawa Barat dan Banten.

Jakarta, kata dia, juga harus bertransformasi menjadi kota bisnis karena distribusi usaha di Jakarta didominasi lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebesar 46,7 persen, penyediaan akomodasi makan dan minum (16,72 persen) dan industri pengolahan 16,53 persen.

Dukungan terhadap sektor UMKM juga diperlukan karena porsi usaha sektor tersebut di Jakarta mencapai 93,46 persen.

Tak hanya itu, kata dia, dengan dukungan infrastruktur, Jakarta dapat fokus menjadi pusat keuangan dan perbankan, pertemuan hingga pusat logistik ekspor impor.
Baca juga: Pemindahan ibu kota negara, langkah menuju daerah khusus perekonomian

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022