Sepanjang tahun 2021, Bank Mandiri telah secara aktif mengimplementasikan transformasi digital untuk mencapai strategi jangka panjang dan menghasilkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membukukan laba bersih senilai Rp28,03 triliun sepanjang 2021 lalu atau tumbuh 66,8 persen dibandingkan laba tahun sebelumnya yang mencapai Rp17,11 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, capaian kinerja yang signifikan tersebut selaras dengan pemulihan ekonomi secara nasional yang didukung oleh kebijakan pemerintah lintas sektoral serta penanganan COVID-19 yang efektif menggairahkan roda perekonomian di dalam negeri.

"Sepanjang tahun 2021, Bank Mandiri telah secara aktif mengimplementasikan transformasi digital untuk mencapai strategi jangka panjang dan menghasilkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan," ujar Darmawan dalam jumpa pers terkait paparan kinerja Bank Mandiri 2021 di Jakarta, Kamis.

Menurut Darmawan, pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Tercatat, hingga akhir 2021, laju kredit perseroan secara konsolidasi mampu tumbuh positif sebesar 8,86 persen secara (yoy) menjadi Rp1.050,16 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit Industri sebesar 5,2 persen (yoy).

Bila dirinci berdasarkan segmennya, kredit korporasi masih menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan dengan realisasi mencapai Rp370 triliun atau tumbuh sebesar 8 persen (yoy) secara konsolidasi. Sementara itu, kredit komersial mencatat pertumbuhan tertinggi pada 2021 sebesar 9,7 persen (yoy) menjadi sebesar Rp174 triliun.

"Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong kebangkitan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk UMKM," kata Darmawan.

Tercatat, sepanjang 2021, penyaluran kredit UMKM Bank Mandiri terus mencatat peningkatan signifikan sebesar 15 persen secara tahunan dengan nilai realisasi menembus Rp103,5 triliun. Pertumbuhan pada sisi kredit UMKM, juga didukung oleh upaya pemerintah dan regulator lewat optimalisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Hasilnya, realisasi penyaluran KUR Bank Mandiri berhasil memenuhi target yang dipatok oleh pemerintah pada 2021 sebesar Rp35 triliun kepada lebih dari 371 ribu debitur. Sejalan dengan mandat pemerintah, penyaluran KUR Bank Mandiri utamanya disalurkan ke sektor produktif seperti pertanian sebesar Rp9,93 triliun serta industri pengolahan dan lainnya sebesar Rp6,88 triliun.

Pertumbuhan tersebut juga diimbangi dengan kualitas aset yang mengalami perbaikan secara bank only. Per akhir 2021, rasio kredit bermasalah (NPL) Bank Mandiri berhasil menurun sebesar 48 bps secara tahunan ke level 2,81 persen. Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan atau coverage ratio sebesar 2.662 bps secara tahunan menjadi 261,5 persen.

Restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 juga terus menunjukkan tren yang melandai seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi. Sampai dengan akhir Desember 2021 total restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 (bank only) di Bank Mandiri yaitu sebesar Rp69,7 triliun, posisi ini menurun dibandingkan kondisi akhir 2020 yang mencapai Rp93,3 triliun.

"Sebagai langkah antisipasi potensi penurunan kualitas kredit, kami terus menjaga pembentukan pencadangan. Per akhir Desember 2021, Bank Mandiri telah membukukan biaya CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) sebesar Rp13,9 triliun dengan rasio NPL coverage berada di level yang memadai," ujar Darmawan.

Fungsi intermediasi tersebut juga diimbangi pertumbuhan DPK yang kuat, yakni sebesar 12,8 persen (yoy) secara konsolidasi menjadi Rp1.291,18 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK Industri sebesar 12,2 persen (yoy).

Darmawan menambahkan, pertumbuhan DPK tersebut utamanya ditopang oleh peningkatan dana murah (CASA) secara konsolidasi sebesar 19,8 persen (yoy) yang turut berkontribusi menjaga biaya dana atau Cost of Fund (CoF) di angka 1,71 persen secara konsolidasi, sehingga rasio CASA Bank Mandiri (konsolidasi) meningkat sebesar 407 basis poin (bps) secara tahunan menjadi 69,7 persen.

Peningkatan rasio CASA itu disumbang oleh pertumbuhan dana tabungan yang secara konsolidasi meningkat 12,8 persen (yoy) dari Rp431 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp487 triliun, serta pertumbuhan giro yang secara konsolidasi meningkat 29,2 persen (yoy) dari Rp320 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp413 triliun pada tahun lalu.

Pertumbuhan CASA dan penyaluran kredit yang berkelanjutan juga ikut menopang pertumbuhan aset Bank Mandiri secara konsolidasi pada 2021 menjadi Rp1.726 triliun, tumbuh 11,9 persen lebih tinggi dibanding periode tahun sebelumnya.

"Pertumbuhan kinerja berkelanjutan Bank Mandiri sepanjang tahun 2021 menunjukkan bahwa tren pertumbuhan terus membaik. Kami tentunya secara berkala akan memantau kondisi perekonomian, termasuk menggali potensi-potensi bisnis untuk menunjang pertumbuhan kinerja yang optimal," kata Darmawan.

Seluruh kinerja positif dan inisiatif yang telah Bank Mandiri lakukan pada 2021 direfleksikan pada kinerja saham Bank Mandiri yang naik sebesar 11,1 persen (yoy), di atas pertumbuhan IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan sebesar 10,1 persen (yoy).

Baca juga: BCA raup laba bersih Rp31,4 triliun sepanjang 2021
Baca juga: Lampaui ekspektasi pasar, laba BNI 2021 melonjak capai Rp10,89 triliun
Baca juga: Total laba Great Wall Motor China naik 26 persen pada 2021

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022