Batik dapat menjadi jembatan budaya antara dua masyarakat yang berbeda"
London (ANTARA News) - Animo masyarakat Jerman untuk belajar membatik cukup tinggi, kata Sekretaris III KBRI Berlin Purno Widodo dalam keterangannya kepada ANTARA London, Rabu.

Dia menyebutkan, walaupun pendaftaran sudah ditutup beberapa hari sebelumnya, mereka yang ingin belajar membatik di dua kelas batik yang disediakan KBRI Berlin terus berdatangan.

Mereka itu datang dari banyak kalangan seperti perancang busana, museum, pendidikan, pengusaha, seniman dan masyarakat biasa.

Dengan antusias mereka belajar membatik dari Sukrismini dan Lisma Sukanto yang didatangkan KBRI Berlin dari Museum Tekstil Jakarta.

Workshop membatik ini adalah rangkaian kegiatan KBRI Berlin melalui "Indonesian Batik Weeks" di mana selama beberapa minggu pada Oktober ini diluncurkan berbagai program batik yang meliputi Batik Workshop, Batik High Tea dan Seminar Batik.

Dubes RI untuk Berlin Eddy Pratomo menjelaskan, "Indonesian Batik Weeks" diluncurkan untuk semakin mendekatkan Indonesia ke hati masyarakat Jerman.

"Batik dapat menjadi jembatan budaya antara dua masyarakat yang berbeda," ujarnya.

Menurut dia, pemasyarakatan batik di Jerman sudah saatnya dengan seni.

Batik, katanya, dikenakan oleh politisi baik di tingkat lokal maupun regional dan juga oleh siswa sekolah, pegawai negeri sipil, pegawai hotel dikenal di berbagai negara.

"Namun hanya di Indonesia batik menjadi ekspresi kebanggaan nasional dan simbol penting bangsa Indonesia, kata Eddy.(*)

ZG/S023

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011