Tulungagung (ANTARA News) - Kapolda Jatim, Irjen Polisi Unggung Cahyono menginstruksikan kepada seluruh jajaran kepolisian di wilayahnya agar melakukan razia rutin di semua jalur protokol dan lintas antarkota demi mengantisipasi peredaran bahan peledak (handak) jaringan teroris.

"Ada empat yang menjadi sasaran razia yang dilakukan jajaran (kepolisian), yaitu senjata api, sajam (senjata tajam), handak, dan narkoba," jelasnya meninjau apel kesiagaan pasukan di Polres Tulungagung, Senin.

Ia mengisyaratkan adanya peningkatan eskalasi ancaman terorisme, menyusul terbongkarnya pengiriman paket bom pipa dan bom tupperware dari daerah Panggul, Kabupaten Trenggalek oleh Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror dari daerah Panggul, Kabupaten Trenggalek.

Beberapa langkah antisipasi yang saat ini dilakukan pihak kepolisian, kata Unggung, antara lain adalah dengan mengefektifkan peran tiga pilar pimpinan perangkat daerah hingga tingkat desa/kelurahan, yakni babinkamtibmas (Polri), babinsa (TNI), serta kepala desa (sipil).

Tiga komponen pimpinan wilayah terkecil dalam struktur pemerintahan ini diharapkan mampu melakukan deteksi dini maupun pencegahan awal atas setiap potensi kemunculan bibit-bibit terorisme maupun kehadiran kelompok ekstremis Islam.

"Kami berharap kerjasama tiga pilar ini optimal, terutama untuk mengidentifikasi kedatangan orang asing dan tinggal hingga lebih dari 24 jam. Warga yang mengetahui wajib segera melapor," jelasnya.

Kapolda memang tidak secara khusus membicarakan masalah bahan peledak yang menjadi prioritas sasaran operasi cipta kondisi di semua jajaran kepolisian, termasuk Tulungagung dan Trenggalek.

Namun isu peredaran bahan peledak milik kelompok teroris di wilayah Jawa Timur mulai beredar menyusul informasi adanya bom rakitan lain yang belum diketemukan petugas maupun Densus 88/Antiteror.

Pihak kepolisian sendiri sejauh ini juga masih kesulitan mengidentifikasi keberadaan maupun lokasi perakitan dua unit bom yang telah diamankan pihak Densus 88/Antiteror melalui jasa pengiriman JNE Panggul menuju JNE Singkang Wajo, Sulawesi Selatan.

"Soal itu masih dalam penyelidikan Mabes Polri (Densus 88 Antiteror). Penyisiran sementara yang dilakukan Kepolisian Trenggalek kemarin belum ada, dan masih terus dikembangkan," kata Kapolda.

Penangkapan Gali Aji Satria (29) yang diketahui sebagai pelaku pengiriman paket berisi bom pipa dan bom tupperware dari JNE Panggul pada 18 Maret merupakan kasus kedua setelah beberapa bulan sebelumnya Densus mengungkap bom rakitan di wilayah Surabaya.  (SAS/B012)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014