Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Boediono mengingatkan agar istilah yang pernah dikenal dalam perjalanan sejarah bangsa berupa dikotomi antara kelompok teknolog dan ekonom tidak terulang.

"Seyogyanya tidak boleh terjadi lagi dikotomi, karena upaya kita mengubah mentransformasikan bangsa kita itu kuncinya terletak pada dua sektor tersebut," kata Boediono saat memberikan sambutan pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) 2014, di Gedung BPPT Jakarta, Senin.

Hadir dalam acara tersebut antara lain Ibu Herawati Boediono, Presiden ke-3 BJ Habibie, Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Linda Amalia Sari.

Wapres Boediono mengakui bahwa penelitian dasar sangat mahal tetapi sangat bermanfaat. Untuk mengatasi tingginya biaya penelitian, ia mengusulkan agar proses transformasi itu dapat berjalan dengan baik dengan cara yang ekonomis, yaitu dengan melakukan penerapan penelitian.

"Sudah banyak penerapan penelitian yang dilakukan, hanya dengan sedikit penyesuaian sudah dapat digunakan," ujarnya.

Boediono mengatakan proses yang paling sulit dilakukan adalah inovasi, karena menyangkut beberapa elemen mendasar yang belum tentu ada di masyarakat.

Inovasi menuntut adanya wirausaha yang berani mengambil risiko. Pemberian modal atau pinjaman juga merupakan hambatan bagi inovasi yang sering dijumpai pada banyak negara.

Boediono mengingatkan bahwa kunci dari proses transformasi ini adalah produktivitas. Produktivitas dapat dilakukan tanpa harus melakukan inovasi, seperti efisiensi, perbaikan manajemen, dan perbaikan tata kerja.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014