Jakarta (ANTARA News) - Batalion Gabungan TNI pada Kontingen Garuda XXIII-J/UNIFIL yang bertugas di Lebanon diakui kolega Prancis-nya sebagai pasukan yang tangguh. Hal ini diutarakan mereka di sela latihan bersama Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, pada 23-27 Mei lalu. 




"Indobatt adalah Kontingen yang tangguh, tidak dapat dipandang sebelah mata," kata Komandan Batalion Gabungan Prancis di Lebanon, Captain Hugo Martin, sebagaimana keterangan dari Pusat Penerangan TNI, diterima di Jakarta, Senin. 




Pada latihan bersama ini, kedua pasukan menerjunkan kekuatan hingga tingkat peleton dan perwira-perwiranya karena tugas pengamanan wilayah sesuai mandat Dewan Keamanan PBB tetap harus dilaksanakan sebaik mungkin. Lokasi latihan ditetapkan di sekitar markas komando Batalion Gabungan TNI. 




Pada kesempatan itu, personel TNI mengenalkan senapan serbu personel organik mereka, yaitu SS-2 buatan PT Pindad yang dibuat sepenuhnya di Indonesia, dengan basis produksi awal lisensi dari Fabrique Nationale, Belgia. 




Dengan menggunakan senjata ini, personel TNI sangat percaya diri melaksanakan tugas dan misi yang dipercayakan kepada mereka. Tidak sedikit medali kehormatan diperoleh personel-personel TNI dalam kompetisi menembak internasional didapat melalui SS-2 pada berbagai varian itu. 




Prancis menggunakan senapan serbu personel serba guna yang sepenuhnya dirancang, diuji, dan diproduksi serta dikembangkan oleh putra-putra Prancis, yaitu FAMAS 5,56 milimeter. 




Kedua senjata ini —SS-2 dan FAMAS 5,56 milimeter-- sama-sama memakai amunisi standar NATO, yaitu 5,56 x 19 milimeter. Namun FAMAS memiliki sejumlah keunikan, yaitu tuas kokangnya ada persis di tengah, sehingga bisa dipergunakan pemakai yang kidal. Dia juga tidak perlu unit tambahan pelontar granat lagi. 




Inilah beberapa hal dari banyak aspek yang dipelajari bersama oleh kedua pasukan. 




Komandan Satuan Tugas Kontingen Garuda XXIII-J/UNIFIL, Letnan Kolonel Infantri Dwi Sasongko, mengatakan, kepercayaan menggelar latihan bersama dengan Batalion Gabungan Prancis itu merupakan penghargaan bagi pasukannya.




"Latihan ini selain untuk menciptakan hubungan baik kedua negara antara Indonesia dan Prancis, sekaligus pula dapat meningkatkan kemampuan masing-masing negara dalam bersama-sama mensukseskan Misi Perdamaian di Lebanon Selatan," ujarnya.




Menu dan agenda latihan bersama selama lima hari itu adalah latihan menembak senapan serbu personel, patroli bersama, pengenalan kesenjataan dan peralatan perang masing-masing pasukan, olahraga bersama serta permainan militer yang menitikberatkan pada kerja sama tim, sehingga terwujud nuansa kebersamaan dan keceriaan.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016