Solo (ANTARA News) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi di Solo tengah merawat seorang pasien diduga (suspect) flu burung (Avian Influenza/AI) bernama Suranto (29 tahun) asal Sapen, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, kata Dr. Suradi. Ketua Tim Penanggulangan Penyakit Flu Burung RSUD DR Moewardi itu di Solo, Rabu, mengemukakan bahwa pasien tersebut dirawat di ruang isolasi khusus flu burung. Ia mengatakan, kondisi pasien saat ini masih kritis dan masih dipasang alat bantu pernafasan atau ventilator, dan sebelum dipindahkan ke ruang isolasi, pasien yang masuk ke RSUD DR Moewardi tanggal 30 Maret 2007 itu dirawat di ruang perawatan biasa. "Setelah diambil tindakan medis dan evaluasi secara keseluruhan, ternyata tanggal 3 April pasien itu diketahui mengalami infeksi virus dan kesadarannya menurun, serta mengalami sesak nafas," katanya. Berdasarkan hasil investigasi dokter kepada keluarganya, ternyata pada tanggal 16 Maret 2007, dia melakukan kontak langsung dengan ayam potong yang dibeli di Pasar Semanggi Solo sebanyak dua kwintal. Pada tanggal 17 hingga 19 Maret, sekitar rumah pasien di radius 100 hingga 300 meter terdapat 50 ekor ayam potong yang mati mendadak. "Atas dasar itu, tim dokter menduga kuat pasien terserang infeksi virus AI. Sehingga pasien langsung dibawa ke ruang isolasi, bahkan kondisinya saat ini belum stabil dan masih kritis," ujarnya. Dalam kondisi tersebut, ia mengemukakan, saat ini tim dokter dari RSUD Dr. Moewardi Solo terus melakukan pemantauan dan diagnosa lanjutan serta melakukan monitoring setiap tiga jam untuk melihat kondisi pasien. Untuk memastikan dugaan pasien terserang virus flu burung, tim dokter juga melakukan pengambilan sample darah pasien. Contoh darah pasien dikirim ke laboratorium kesehatan di Jakarta, dan hasilnya akan bisa diketahui dalam jangka waktu empat hari mendatang. Menurut Dr. Tahono, Sp.PK, Kepala Instalasi Laboratorium RSUD DR Moewardi, pengambilan contoh darah pasien akan dilakukan selama tiga hari berturut-turut. "Sampel darah juga tetap dikirim ke laboratorium Hongkong, meskipun akurasi dari pemeriksaan di Jakarta dengan di Hongkong selama ini tidak jauh berbeda," jelasnya. Salah seorang keluarga pasien, Suwarto yang ditemui saat menunggu pasien Suranto, mengungkapkan, sebelum dibawa ke RSUD Dr. Moewardi, mengalami demam tinggi lebih dari satu minggu dan telah dibawa ke dokter setempat, tetapi masih mengalami demam. "Karena belum sembuh akhirnya dibawa ke RSUD Dr Moewardi, sebelumnya sekitar rumah pasien banyak ayam yang mati mendadak," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007