Bogor (ANTARA News) - Praktisi Sosial Media, Nukman Luthfie, mengatakan, peran media sosial dalam penyebarluasan informasi kepada publik dapat dimanfaatkan oleh lembaga pemerintah sebagai strategi untuk menyebarluaskan program kerjanya sehingga membawa dampak bagi masyarakat.

"Pranata Humas sudah harus melek media sosial, minimal sudah harus menggunakan empat jenis media sosial, tanpa itu, tiga tahun lagi pranata Humas tidak akan ada artinya lagi," kata Nukman dalam Workshop Komunikasi Publik yang diselenggarakan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, di Bogor, Selasa.

Tokoh yang sering muncul dalam acara diskusi di salah satu televisi berita swasta nasional ini memaparkan seberapa strateginya media sosial bagi lembaga pemerintah Pertanian. Dilihat dari jumlah penduduk Indonesia 262,0 juta jiwa, pengguna internet tercatat sebanyak 132,7 juta jiwa. Dari jumlah tersebut 106,0 juta jiwa pengguna media sosial aktif, 371,4 berlangganan internet dan 92,0 juta jiwa aktif menggunakan sosial media di handphone.

"Ada 51 persen penduduk Indonesia menggunakan internet, separohnya, dan 40 persen aktif di media sosial," katanya.

Menurutnya, peluang ini yang dapat dimanfaatkan pranata humas untuk menarik audien sebanyak-banyaknya untuk menyebarluaskan informasi. Berbeda dengan pers, sebagai lembaga yang bertahun-tahun bisa bekerjasama dengan pihak manapun, swasta maupun pemerintah. Berbeda dengan publik di media sosial, tidak pernah bekerjasama dengan pihak manapun.

"Sekarang semua orang mempunyai medianya sendiri, ini menggeser keberadaan media utama (mainstream-red), dan publik menggunakan media utama sebagai narasumbernya," katanya.

Aktifnya masyarakat di media sosial juga telah menggeser kebiasaan menonton televisi dan membaca koran. Saat ini masyarakat hanya menonton televisi 2 jam 23 menit dalam sehari, radio hanya didengar selama diperjalanan. Sementara penggunaan internet selama 3 jam 55 menit melalui telepon seluler, dan delapan jam 44 menit melalui komputer atau gajget.

"Koran sudah ditinggalkan, mereka dapat mengakses informasi melalui internet, melalui media sosial, sehari bisa 3 jam 16 menit diakses," katanya.

Di dunia lanjutnya, pengguna media sosial Facebook Indonesia berada diurutan keempat terbanyak setelah Amerika Serikat, India dan Brazil. Sementara itu, Jakarta termasuk dalam 10 negara pengguna facebook terbanyak urutan keempat setelah Bangkok, Mexico City dan Dhaka.

Berdasarkan data per Januari 2017, Youtube merupakan media sosial yang paling banyak diakses, selanjutnya facebook, instagram dan twitter. Pengguna media sosial berdasarkan usia dan jenis kelamin tertinggi usia 18 sampai 24 tahun, didominasi laki-laki 22,3 persen dan perempuan hanya 17,7 persen. Pengguna lainnya di usia 25-34 tahun juga didominasi laki-laki 18,7 persen, sedangkan perempuan 11,9 persen.

"Karakter nitizen Indonesia sekarang tidak pernah baca koran, nonton televisi, tetapi aktif sosial media. Posisi sekarang yang menguasai media utama tidak dijagokan lagi, tapi yang jago media sosial yang paling banyak dicari," katanya.

Agar media sosial milik pemerintah dapat memberikan pengaruh (influence-red) kepada masyarakat, pranata humas harus menguasai tiga strategi yakni paham siapa yang menjadi komunitas atau masyarakat yang mengikutinya. Setelah mengetahui siapa yang menjadi pembacanya, maka konten yang dihasilkan harus disesuaikan dengan pembacanya.

"Setelah mengetahui keduanya, bentuk percakapan yang dapat mengundang respon, aksi dan mengulas percakapan tersebut," kata Nukman.

Nukman menjadi salah satu narasumber dalam Workshop Komunikasi Publik yang diselenggarakan Sekjen Kementerian Pertanian dengan tema "Penderasan Komunikasi Publik". Diikuti 120 peserta, berasal dari pranata kehumanas unit kerja Kementerian Pertanian.

Selain Nukman, hadir pembicara lainnya yakni Ketua Umum Perhumasan, Agung Laksamana. Ia menyampaikan paparan tentang cara membangun kepercayaan dalam peta jalan pranata humas. Workshop dihadiri Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017