Da Nang (ANTARA News) - Indonesia dinilai berhasil memadukan antara pertumbuhan dan pemerataan ekonomi sehingga mendapat pujian dari Presiden Amerika Serika Donald Trump.

"Kita berhasil mengkombinasikan antara pertumbuhan dan equity (pemerataan), himbauan Presiden Jokowi di ABAC misalnya internasionalisasi UMKM, kemudian akses kepada modal itu juga adalah yang disampaikan pesan kepada para anggota APAC," kata Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir di Da Nang, Vietnam, Kamis.

Presiden menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) ke-25 berlangsung di Da Nang, Vietnam pada 10-11 November. Agenda pertama Presiden adalah menghadiri APEC Business Advisory Council (ABAC) dengan para pemimpin anggota APEC.

Pada hari ini, Presiden AS Donald Trump memuji Indonesia saat berpidato dalam pembukaan APEC bahwa Indonesia selama beberapa dekade telah membangun institusi domestik dan demokratis untuk mengelola hingga dari 13.000 pulau.

Menurut Trump, sejak 1990-an, rakyat Indonesia telah mengeluarkan diri mereka dari kemiskinan untuk menjadi negara dengan pertumbuhan pesat di G20, apalagi Indonesia saat ini adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.

"Kita ingin agar tampil sebagai negara yang bisa mengkombinasikan antara pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dan bertumpu pada UMKM, ini yang coba ditampilkan dalam pesan presiden karena itu sejalan dengan inklusivitas pembiayaan yang menunjang pertumbuhan kita," tambah Fachir.

Inklusivitas ekonomi itulah yang menurut Fachir juga sesuai dengan tema APEC 2017 yang dibuat oleh Vietnam yaitu "Creating New Dynamism and Fostering a Shared Future".

"Tema sekarang ini kan Vietnam ingin menciptakan `shared future` (masa depan bersama), Presiden menegaskan perlunya inklusivitas karena bisa jadi teknlogi informasi pun bisa menciptakan `gap` dan kita dinilai berhasil menyeimbangkan dan mengkombinasikan antara pertumbuhan dan `equity`, antara lain misalnya melalui `social safety net` (BPJS), pembagian KIP (Kartu Indonesia Pintar), KIS (Kartu Indonesia Sehat) itu dinilai mengkombinaksikan pertumbuhan dan distribusi kemakmuran serta mengurangi `gap` itu," jelas Fachir.

Ada 21 pemimpin anggota APEC yang hadir antara lain Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Justin Trudeau, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto.

Tema APEC 2017 adalah "Menciptakan Dinamika Baru, Membina Masa Depan Bersama" akan fokus membahas beberapa masalah, antara lain perekonomian berkesinambungan, integrasi regional, penguatan daya saing usaha mikro kecil dan menengah, perubahan iklim dana pertanian.

APEC yang didirikan pada 1989, pada tahun ini memasuki fase finalisasi "Bogor Goals" mengenai liberalisasi perdagangan dan investasi pada tahun 2020, ada hambatan yang muncul dalam proses globalisasi dan integrasi ekonomi.

Ada 21 entitas ekonomi yang menjadi anggota APEC yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Taipei, Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam.

Anggota-anggota APEC mewakili 39 persen populasi dunia, menyumbang 57 persen dari PDB dan 49 persen perdagangan global.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017