Jember (ANTARA News) - Kementerian Sosial menyiagakan sebanyak 35.766 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk menghadapi cuaca ekstrem seperti meningkatnya intensitas curah hujan yang berpotensi terjadinya banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah di Indonesia.

"Kami sebenarnya sudah melakukan antisipasi terhadap bencana alam dengan menggelar apel siaga Tagana di Tomohon, Minahasa, Sulawesi Selatan pada bulan Oktober 2017 dengan mengundang seluruh Tagana di Indonesia untuk melakukan mitigasi bencana bersama-sama," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa disela pemberian santunan korban longsor di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat sore.

Tagana yang tersebar di seluruh Indonesia tersebut siap dikerahkan untuk membantu evakuasi dan penanganan korban bencana alam akibat cuaca ekstrem dan selain Tagana, juga telah disiagakan sahabat Tagana yang kini berjumlah 63.140 orang.

"Tidak ada yang ingin bencana terjadi, tapi bagaimanapun antisipasi dan kewaspadaan harus tetap dilakukan. Tagana selalu siap diterjunkan kapanpun dibutuhkan. Maksimal satu jam setelah kejadian harus sudah berada di lokasi," tuturnya.

Menurutnya Tagana yang disiagakan Kemensos tidak sekedar memiliki kemampuan evakuasi saat bencana, namun juga layanan psikososial untuk korban bencana alam tersebut dan sedikitnya terdapat 5.300 Tagana yang menjadi Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP).

"Untuk para korban juga ada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan?trauma healing?dan?trauma konseling melalui layanan dukungan psikososial tersebut, sehingga Tim LDP bergerak untuk memberikan layanan tersebut," katanya.

Ia mengatakan bencana alam yang sering terjadi setiap kali musim hujan antara lain banjir, angin puting beliung, tanah longsor dan banjir rob, sehingga menghimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaannya terutama warga yang tinggal di wilayah rawan bencana.

"Berdasarkan data Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mencatat ada 323 kabupaten/kota di Indonesia yang rawan bencana alam dan sekitar 71 kabupaten di antaranya termasuk zona merah, sehingga puluhan kabupaten zona merah itu menjadi prioritas penanggulangan bencana bagi Kementerian Sosial," ujarnya.

Tercatat sepanjang 2016 terdapat 2.171 kejadian bencana di Indonesia dan berdasarkan data serta informasi bencana Indonesia disebutkan jumlah korban meninggal mencapai 567 jiwa, 489 jiwa luka-luka, 2.770.814 warga mengungsi dan 23.628 unit rumah rusak ringan dan 5.750 unit rumah rusak berat.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017