Medan (ANTARA News) - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) membahas kesiapan perguruan tinggi menjalankan Revolusi Industri 4.0 dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2018 yang digelar di Universitas Sumatera Utara (USU).

"Pemerintah sangat memperhatikan isu ini, dalam panel di Rakernas nanti kita bahas aspek-aspek yang perlu disiapkan untuk memantapkan perguruan tinggi menjalankan era Revolusi Industri 4.0," kata Sekjen Kemristekdikti Ainun Na`im kepada wartawan di USU, Medan, Selasa.

Sejumlah ahli dan praktisi serta pemimpin perguruan tinggi yang sudah memiliki layanan teknologi cyber, menurut dia, akan menjadi pembicara dalam Rakernas yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani, Senior Advisor to the IDB President Dr Hayat Sindi, Prof Yang Cau Lung dari National Taiwan University of Science and Technology, Prof Jangyoun Cho dari Cyber Hankuk University of Foreign Studies/CUFS), founder dan CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara dan Rektor AMIKOM Suyanto.

Hasil pembahasan akan menjadi bahan menyusun rekomendasi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan pendidikan tinggi menghadapi Revolusi Industri 4.0 tersebut baik dari aspek kelembagaan, bidang studi, kurikulum, sumber daya, serta pengembangan cyber university, riset dan pengembangan (risbang), serta inovasi.

Pengembangan cyber university, Ainun mengatakan sudah menjadi suatu keharusan di Indonesia. Sejak empat tahun terakhir sebenarnya sudah ada perguruan tinggi di Indonesia yang mulai mengembangkan mata kuliah yang ditawarkan secara daring (online).

"Sekarang perlu ditingkatkan tidak hanya mata kuliah saja tapi prodinya nanti ditawarkan daring secara penuh atau hibrid," lanjutnya.

Modelnya, menurut dia, sebenarnya sudah banyak. Dan pemerintah bahkan sudah menawarkan ke luar negeri, dan Universitas Bina Nusantara juga sudah membuka prodi secara daring ke Timur Tengah.

Sementara, ia mengatakan Kementerian memberi fasilitasi untuk perguruan tinggi untuk mampu memberi layanan berteknolgi cyber, sehingga layanan menjadi lebih efisien karena infrastruktur yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit dan digantikan dengan kapasitas bandwidths yang lebih besar dan cepat.

"Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi akan beri fleksibilitas tinggi untuk perguruan tinggi membuka berbagai mata kuliah dan prodi. Inovasi akan cepat dan meningkat sehingga perlu difasilitasi, jika tidak ada fleksibilitas kreativitas susah muncul biasanya," lanjutnya.

Rakernas 2018 Kemristekdikti dilaksanakan pada 16 hingga 17 Januari 2018 di USU, Medan, dan mengangkat tema Ristek Dikti di Era Revolusi Industri 4.0. Rencananya rapat kerja ini akan mengevaluasi kinerja pelaksanaan program dan anggaran 2017, Outlook Program dan anggaran 2018, selain juga membahas penuntasan Zona Integritas, Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) dan memastikan pencapaian target reformasi birokrasi 2018.

Pewarta: Virna Puspa S
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018