Kinabalu (ANTARA News) - Ketua Pokja Afirmasi Pendidikan Tinggi Kemristekdikti Prof Dr Yonny Koesmaryono dari IPB dan Sekretaris Dr Ilham Makhmud (Unhas) menghadiri serta mengawal Pelaksanaan Seleksi ADik bagi anak-anak TKI Malaysia di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu Sabah.

"Bangga melihat anak-anak TKI bersemangat mengikuti seleksi ADik, semoga hasilnya baik dan mereka dapat diterima di PTN pilihan," ungkap Yoni di Kinabalu, Kamis.

Ilham Mahmud yang turut hadir dalam kesempatan tersebut berpesan agar para siswa mempersiapkan mental dengan segala kemungkinan hasil kelulusan nanti karena persaingan di universitas sangat ketat. Begitu pula lingkungan hidupnya berbeda dan jauh dari orang tua.

"Meskipun mungkin awalnya para siswa dari anak-anak TKI tertinggal dalam mengikuti perkuliahan, dengan potensi akademik yang baik, mereka akan dapat cepat menyusul ketertinggalan tersebut sehingga sukses. Mereka diharapkan kelak menjadi pemimpin bangsa karena berkuliah di PTN terbaik di Indonesia," ujar Ilham.

Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, Prof Dr Ari Purbayanto menyambut baik program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik).

Menurut dia, kesempatan ini diperoleh setelah diperjuangkan sejak tahun 2015.

"Semoga melalui program ADik anak-anak TKI Malaysia dapat meraih masa depan yang lebih baik melalui pemberian akses masuk PTN terbaik di Indonesia," katanya.

Aksi ADik pada Jumat (27/4) akan dilanjutkan untuk anak-anak TKI di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL).

Sebanyak 25 siswa SIKL yang telah mendaftar program ADik akan mengikuti seleksi Jumat pagi.

Kuota ADik TKI tahun ini 100 beasiswa, peserta tes total 174 siswa. Sebanyak 25 peserta dari SIKL, 74 peserta dari Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) dan sisanya anak-anak TKI lulusan SMP CLC yang telah melanjutkan SMA di berbagai daerah di Indonesia.

"Saya optimis anak-anak Indonesia di Malaysia akan mendapatkan kesempatan pendidikan lebih baik kedepannya, khususnya anak-anak TKI di CLC," ujar Ari yang telah memperjuangkan CLC selama beberapa tahun terakhir.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018