Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendorong penguatan metrologi atau alat ukur untuk membantu pemerintah meningkatkan Index Pembangunan Manusia (IPM) menjadi 71,5.

Untuk itu LIPI melalui Pusat Penelitian Metrologi berupaya mendorong dan menyediakan jaminan ketertelusuran bagi peralatan ukur di wilayah RI, termasuk dalam hal ini peralatan ukur kesehatan, hingga dapat diakui oleh dunia internasional.

"Ketiadaannya ketertelusuran alat ukur kesehatan ke Sistem Internasional (SI) dapat berakibat fatal pada interpretasi hasil pengukuran atau pengujian karena tidak ada jaminan kebenaran pengukuran atau pengujian yang dilakukan," ujar Plt Kepala LIPI, Prof. Bambang Subiyanto, Jakarta, Senin.

Bambang mengatakan, ketertelusuran alat ukur kesehatan merupakan kata kunci utama yang dibahas dalam kegiatan Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi (PPI KIM) ke-44 kali ini.

"Ketertelusuran alat ukur semakin menarik dikaji terutama ketika ada redefinisi SI. Infrastruktur metrologi sendiri pada hakekatnya adalah terbangunnya ketertelusuran dari peralatan ukur sampai ke standar acuannya yang merupakan realisasi dari definisi satuan ukuran," jelasnya.

Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI Mego Pinandito menambahkan berbagai hasil penelitian telah dihasilkan oleh Pusat Penelitian Metrologi untuk mendukung jaminan kualitas infrastruktur kesehatan.

"Salah satunya, LIPI telah mengembangkan sistem kalibrasi ear thermometer. Sistem ini rencananya juga akan digunakan di dalam uji banding internasional pada tahun ini," kata dia.

Sementara itu terkait kegiatan PPI KIM ke-44, Mego menyebutkan, kegiatan ini memiliki tiga agenda besar. Pertama, seminar ilmiah yang merupakan forum utama untuk berbagi ilmu pengetahuan.

Kedua, peringatan Hari Metrologi Dunia 2018 bertemakan Constant Evolution of the International System of Units. Dan ketiga, loka karya terkait dengan terbitnya ISO/IEC 17025 terbaru.

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018