Bakal calon presiden Prabowo Subianto tiba untuk menjalani tes kesehatan di RSPAD, Jakarta, Senin (13/8/2018). KPU menyelenggarakan tes kesehatan bagi para kandidat capres dan cawapres Pilpres 2019. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/18.
Jakarta (ANTARA News) - Bakal calon presiden Prabowo Subianto dijadwalkan menggelar pertemuan lanjutan dengan para pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Kamis (16/8) sore.

"Rencananya Kamis besok Prabowo akan silaturahmi ke PBNU sekitar pukul 16.00 WIB," kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu.

Muzani mengatakan kunjungan Prabowo itu merupakan lanjutan dari pertemuan sebelumnya pada Senin (16/7) dan tidak ada kaitannya dengan pernyataan Mahfud MD dalam sebuah program televisi pada Selasa (14/8) malam.

Sebelumnya, Prabowo melakukan kunjungan ke PBNU pada Senin (16/7), kunjungan itu dilakukan sebelum deklarasi pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden pada Kamis (9/8).

Pada kesempatan itu, Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono mengatakan pertemuan tersebut merupakan silaturahmi biasa dan tidak ada kaitannya dengan pemilihan presiden.

Sementara itu, Prabowo juga bersilaturahmi ke PP Muhammadiyah pada Senin (13/8) malam, dan dirinya menegaskan bahwa dirinya dan Muhammadiyah memiliki banyak kesamaan pandangan terutama dalam memperbaiki kondisi ekonomi yang saat ini sangat mengkhawatirkan.

PP Muhammadiyah memberikan enam rekomendasi kepada pasangan bakal capres-cawapres untuk dilaksanakan

Dia menilai arah ekonomi Indonesia keliru misalnya kekayaan tidak dikuasai masyarakat Indonesia dan mengalir ke luar negara.

Hal itu menurut dia menyebabkan ekonomi Indonesia tidak kuat dan tidak bisa berdaulat secara ekonomi.

"Koalisi kami ingin maju ke rakyat dan minta mandat ke rakyat untuk bisa benahi kondisi saat ini," ujar Prabowo.

Prabowo menilai keberadaan Muhammadiyah sangat penting dalam mewujudkan kemandirian ekonomi karena memiliki ratusan perguruan tinggi dan ribuan cendekiawan.

Dia berharap dengan peran Muhammadiyah itu dapat memunculkan kesadaran bahwa Indonesia harus berani berdikari agar tidak menjadi pesuruh bagi bangsa lain.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018