Bukittinggi, Sumatera Barat (ANTARA News)- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melatih 176 siswa SLTA di Bukittinggi, Sumatera Barat, ?membuat film pendek bertema antiradikalisme.

Marak video yang memancing bangkitnya sikap radikal harus dilawan dengan video yang menyemai kedamaian, meluruskan semua narasi keliru yang dibuat oleh pihak-pihak tertentu ,? kata Kasubdit Bina Masyarakat Direktorat Deradikalisasi BNPT, Kolonel (Khusus) Solihuddin Nasution, di Bukittinggi, Senin.

Ia mengatakan hal itu saat lokakarya video pendek untuk siswa SLTA se-Kota Bukittinggi dan Agam Timur yang diselenggarakan Forum Koordinasi Penanggulngan Terorisme Sumatera Barat, di Istana Bung Hatta Bukittinggi.

Menurut dia, narasi yang berbau atau mengarah kepada ajakan radikalisme di media sosial tidak bisa dihentikan ?dan cara ampuh mengatasinya dengan membuat kontranarasi mengajak ke jalan yang benar.

"Peran pelajar untuk membuat video-video yang bersifat deradikalisasi potensial karena anak muda paling dekat dunia IT dan media sosial, sebaliknya para perekrut calon penganut radikalisme memang menyasar para anak muda pula,? kata dia.

Sementara Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Barat, Zaim Rais, menyampaikan, lokakarya serupa tahun lalu diadakan di ibu kota provinsi.

Tapi kali ini pada semua FKPT di Indonesia dilaksanakan di kabupaten dan kota, karena keterbatasan anggaran, FKPT baru bisa melaksanakan di Bukittinggi untuk para pelajar ?di daerah ini, ujar akademisi UIN Imam Bonjol Padang itu.

Menurut dia, membekali para pembuat video kreatif penting supaya tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang akan menyimpangkan para pelajar menjadi radikal.

Dalam lokakarya itu, para peserta diberikan keterampilan membuat video pendek yang baik ?dengan tema-tema perdamaian, bersatu, melawan terorisme, radikalisme dan menjaga NKRI.

Turut serta artis Ine Febriyanti yang membekali materi tentang akting dan seputar sinematografi untuk para peserta.

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018