Pemberdayaan ekonomi itu fiqih. Pesantren tidak hanya ngaji fiqih, tapi juga ngaji sugih
Surabaya (ANTARA News) -  Gubernur Bank Indonesia (BI)  Perry Warjiyo mengatakan pesantren sudah memiliki akar kemandirian ekonomi yang kuat dan mampu menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi.

Menurut Perry dalam pembukaan diskusi "Indonesia Sharia Economic Festival" di Surabaya,  Jawa Timur, Selasa, pesantren telah digerakkan oleh santri-santri yang mandiri dalam memanfaatkan sumber-sumber ekonomi di wilayah pesantren itu.

Namun manfaat ekonomi pesantren akan lebih optimal jika kemampuan wiraswata para santri terus ditingkatkan.

"Kalau bicara kemandirian, itu adalah daya juang dan usaha. Para santri itu daya juangnya sudah tidak usah ditanya. Kemampuan untuk bersaing juga sudah teruji. Kini tinggal daya saing usaha wiraswastanya," kata Perry dalam Diskusi Tingkat Tinggi: Fastabiqul Khairat Melalui Pesantren Sebagai Salah Satu Rantai Nilai Halal.

Ia mengatakan para santri kini juga perlu untuk memperdalam ilmu ekonomi, sambil meningkatkan terus ilmu agama. Praktik ekonomi dasar yang sudah dilakukan para santri seperti mengolah hasil pertanian dan perkebunan harus dibekali dengan ilmu wiraswasta agar perekonomian dapat bernilai tambah dan berkelanjutan.

"Kita yakini, pesantren itu  menjadi daya dobrak untuk ekonomi maju," ujar Perry.

"Pemberdayaan ekonomi itu fiqih. Pesantren tidak hanya ngaji fiqih, tapi juga ngaji sugih," tambahnya.

Menurut dia, para santri dengan kegiatan ekonomi yang sudah maju sebaiknya membina para santri yang baru saja memulai kegiatan ekonomi. Para santri juga dapat melakukan kerja sama lintas ekonomi di sektor hulu dan hilir agar integrasi ekonomi syariah semakin tercipta.

"Pesantren yang sudah maju ekonominya, mari kita bersama-sama untuk membina dan memberdayakan ekonomi di pesantren lainnya," ujar Perry.

Baca juga: Sandiaga ajak santri tumbuhkan Jiwa santripreneur

Baca juga: 700 santri Cirebon seleksi magang ke Jepang
 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018