Jakarta (ANTARA News) - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin 54,9 persen, sedangkan elektabilitas  pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 34,8 persen.

Dengan demikian, Jokowi-Ma'ruf untuk sementara lebih unggul 20,1 persen dibandingkan dengan Prabowo-Sandiaga, kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Buhanuddin Muhtadi saat mempublikasikan hasil survei lembaganya di Jakarta, Selasa.

Namun, Burhan mengingatkan pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf agar tak cepat merasa puas karena tingkat elektabilitas 54,9 persen itu belum aman untuk memenangkan pemilu presiden yang akan diselenggarakan pada 17 April 2019.

"Elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres masih bisa berubah karena pelaksanaan pemilu presiden masih sekitar tiga bulan lagi," kata Burhan.

Sebanyak 9,2 persen pemilih yang belum menentukan pilihan serta pemilih yang masih bisa berubah pilihannya bisa mengubah elektabilitas masing-masing capres-cawapres.

Elektabilitas Jokowi dan Prabowo pada Desember 2018 mengalami sedikit peningkatan jika dibandingkan survei pada Oktober 2018.

Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan terhadap 1.220 responden berusia 17 tahun ke atas dengan sampel acak di 34 provinsi di Indonesia, pada 6-16 Desember 2019.

Metode survei yang digunakan adalah wawancara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Adapun margin of error rata-rata sebesar plus minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.



 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2019