Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan mengatakan Peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-59 harus dijadikan sebagai momentum meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peran keluarga. 

"Selain itu, perlu menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak dalam membangun gizi bangsa," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kirana Pritasari di Jakarta, Jumat.

Hari Gizi Nasional ke-59 tahun 2019 mengangkat sub-tema “Keluarga Sadar Gizi, Indonesia Sehat dan Produktif” dengan Slogan “Gizi Seimbang, Prestasi Gemilang”.

Puncak peringatan HGN ke-59 dilaksanakan melalui workshop pada tanggal 25 Januari 2018 di Kementerian Kesehatan RI. 

Acara tersebut akan dihadiri oleh lintas program, lintas sektor, mitra pemerintahan, organisasi profesi, organisasi sosial kemasyarakatan, dunia usaha dan media massa, disertai dengan pameran gizi dan kesehatan, serta bazar sayur dan buah di lingkungan Kementerian Kesehatan.

Pada acara puncak workshop Hari Gizi Nasional akan diluncurkan beberapa dokumen, yakni EAT Lancet Report, dengan judul “Our Food in the Anthropocene: Healthy Diets from Sustainable Food Systems”.

Dokumen tersebut adalah upaya pertama dunia untuk menetapkan target ilmiah untuk diet yang sehat dan produksi pangan berkelanjutan serta merupakan langkah penting yang akan mendukung pencapaian SDGs dan Perjanjian Paris.

Laporan ini akan dipublikasi dalam Jurnal Lancet pada 16 Januari 2019. EAT akan mendiseminasikan publikasi ini kepada media di London dan peluncuran secara resmi di 5 kota besar yaitu Oslo, New York City, Jakarta, Melbourne, dan Addis Ababa.

Kemudian peluncuran buku Sejarah Gizi Nasional, berisi informasi tentang awal mula sejarah perkembangan gizi di Indonesia dan perkembangan upaya program perbaikan gizi dari masa ke masa.

Prosiding WNPG Bidang I, berisi hasil loka karya Nasional Pangan dan Gizi Bidang 1: Peningkatan Gizi Masyarakat yang telah dilaksanakan pada tanggal 3-4 Juli 2018.

Selain peluncuran juga akan dilakanakan panel yang menyajikan informasi terkini tentang strategi penanggulangan stunting, penggunaan angka kecukupan gizi, upaya pengentasa daerah rawan pangan, strategi penanggulangan stunting, upaya peningkatan konsumsi ikan di Indonesia, pemberian makan bayi dan anak (PMBA) pada situasi darurat, dan juga penerapan kampung literasi dan edukasi gizi seimbang di Desa Tamansari Kabupaten Bogor. 

Baca juga: Pemerintah perluas layanan gizi dengan pemberian tablet tambah darah
Baca juga: Gizi buruk bukan lagi masalah keluarga miskin

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019