Denpasar (ANTARA) - Kapolresta Denpasar, Kombes Pol. Ruddi Setiawan, mengajak seluruh takmir masjid di Denpasar dan Kuta, Bali, bisa menyaring segala informasi yang didapat, guna menangkal berita bohong (hoaks) agar tercipta keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang Pilpres-Pileg.

"Saya mengajak seluruh Takmir Masjid di Wilayah Hukum Polresta Denpasar, untuk bersilaturrahmi dalam upaya menangkal paham radikalisme dan isu hoaks dalam menghadapi Pileg dan Pilpres tahun 2019," ujarnya, didampingi Wakapolresta Denpasar AKBP Benny Pramono di Denpasar, Sabtu.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai III Gedung Serba Guna Pesat Gatra Mapolresta Denpasar yang dihadiri kurang lebih 100 orang takmir Masjid dan Musholla se-Kota Denpasar, Kuta dan Kuta Selatan Badung itu, juga bertujuan mewujudkan lingkungan dakwah yang kondusif dalam menghadapi Pilpres dan Pileg yang aman, damai, dan sejuk.

Kepada para takmir masjid, Kapolresta juga menyampaikan bahwa kepolisian setempat memiliki program subuh keliling (Suling) dan jumat keliling (Juling) yang bertujuan untuk bersilaturrahmi dengan masyarakat dan jamaah.

"Guna menjaga situasi Kamtibmas menjelang Pemilu 2019, saya berharap informasi hoaks atau berita bohong yang sering menjadi topik utama dalam Pemilu kali ini seperti halnya tempat-tempat yang dianggap suci oleh masyarakat digunakan sebagai tempat kampanye, hendaknya masyarakat jangan sampai termakan hasutan hoaks," katanya.

Ruddi mengimbau kepada para tokoh masyarakat dan takmir agar tempat ibadah sebagai tempat suci agar tidak digunakan politik praktis dan tolak paham radikalisme, intoleransi maupun berita bohong atau hoaks.

Sementara itu, Sekretaris MUI Kota Denpasar, Ashari Muslih mengapresiasi langkah Kapolresta Denpasar yang memfasilitasi kegiatan silaturrahmi dengan Ketua Takmir Masjid dan Musholla di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

"Mudah-mudahan melalui kegiatan ini bisa meningkatkan solidaritas masyarakat karena kita sehati, sejiwa walaupun tidak se-agama di Indonesia, tapi ada unsur kemanusiaan dalam diri manusia itu sendiri," katanya.

Pihaknya mengajak semua pihak agar menjaga lingkungan di sekitar agar tetap kondisif menjelang Pilpres-Pileg, dimana hal ini menjadi tanggung jawab masyarakat, terutama takmir masjid.

Takmir masjid merupakan tokoh masyarakat yang bisa membawahi masyarakat maupun kelompok masyarakat yang harus dihormati dan didampingi. Kita umat Islam selalu memegang prinsip perbedaan dalam kehidupan di masyarakat, dalam Pemilu perbedaan bisa terjadi hanya di bilik suara, setelah keluar dari bilik suara atau diluar yang tetap memegang rasa persatuan dan kesatuan," katanya.

Ia menambahkan negara harus dan wajib memiliki seorang pemimpin (presiden) yang akan dipilih oleh rakyat. Untuk itu, pihaknya mengajak masyarakat agar harus dan wajib datang ke TPS untuk memberikan hak suaranya.

"Saya mengimbau kepada masyarakat agar datang ke TPS untuk menyalurkan hak suaranya sesuai dengan hati nurani," katanya.

Ashari Muslih juga mengharapkan Masjid tidak menjadi tempat sebagai tempat politik praktis, karena memolitisasi jamaah masjid paling gampang, khususnya mengumpulkan orang-orang. "Untuk itu jangan sekali-sekali masjid digunakan sebagai tempat mengondisikan masyarakat," ujarnya.

Ia mengingatkan keanekaragaman dan perbedaan harus tetap dipertahankan dan dijaga, jangan karena perbedaan itu dipakai untuk menjatuhkan pondasi bangsa dan negara yang sudah kuat karena adanya banyak perbedaan.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Made Surya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019