Gorontalo (ANTARA) - Populasi sapi potong di Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, saat ini tercatat sebanyak 31.995 ekor.

"Perkembangannya per tahun, tergolong tinggi," ujar Kepala Seksi Kesehatan Hewan Disnakkeswan Gorontalo Utara, drh Lely Umi Wakhidah, di Gorontalo, Minggu.

Kartini muda yang dikenal enerjik dan sangat fokus dalam upaya meningkatkan populasi ternak sapi potong di wilayah pesisir itu, menyebut, tahun 2017 lalu, populasi sapi potong di daerah itu mencapai 30.846 ekor dan tahun 2018, naik menjadi 31.995 ekor.
Artinya kata dia, terjadi kenaikan sekitar 3,72 persen.

Maka potensi perkembangannya sangat besar dan potensial menjadikan Gorontalo Utara sebagai gudang ternak untuk permintaan sapi potong. "Jika hal itu benar-benar terwujud maka dampaknya akan meningkatkan pendapatan peternak di daerah ini," ujarnya.

Lely mengulas, Gorontalo Utara sebagai kabupaten terbungsu di Provinsi Gorontalo, memiliki potensi yang luar biasa untuk pengembangan sektor peternakan.
Ditunjang lahan untuk menanam hijauan makanan ternak (HMT), masih sangat luas.
Limbah pertanian berlimpah yang belum termanfaatkan untuk pakan pun sangat banyak.

Ditambah lagi, permintaan ternak sapi potong dari luar daerah terus meningkat dari tahun ke tahun.

Kartini muda yang tidak pantang menyerah menantang alam Gorontalo Utara, dari ujung timur Atinggola ke ujung barat Cempaka Putih, untuk mendorong semangat peternak sapi potong di daerah itu mengatakan, perlu terbangunnya sistem kelembagaan peternakan yang baik di daerah itu.

Perlu juga mengoptimalkan sarana prasarana yang sudah ada. Serta perlu terbangun sistem e-marketing untuk pemasaran ternak yang lebih terbuka dan semakin baik.

Di samping pemerintah daerah perlu serius dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) medic vet, paravet maupun penyuluh peternakan baik secara kualitas maupun kuantitas.

Ditambah pengetahuan yang cukup dalam pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan.
Serta yang terpenting kata Lely, perlu adanya kebijakan strategis dan produktif, yang akan menciptakan lapangan kerja di bidang peternakan.

Lely berharap, program upaya khusus sapi induk wajib bunting (Upsus Siwab) dan mencegah gangguan reproduksi (Gangrep) terus dijalankan.

Sebab program Siwab dan penanggulangan Gangrep, dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan peningkatan populasi sapi potong di daerah itu.

Seluruh potensi yang ada di daerah itu, dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung peningkatan potensi ternak sapi potong secara cepat.


Cita-cita di sektor peternakan

"Sering saya berandai-andai, jika diberi kesempatan untuk meminta, saya hanya ingin meminta agar seluruh aparatur sipil negara (ASN) di daerah ini memiliki minimal satu ekor ternak sapi potong," ujarnya.

Tentu, mereka tidak mungkin merawat ternak yang dimiliki secara langsung. Maka cita-cita saya, kata Lely, jika diberi kesempatan mengutarakannya, saya berharap setiap ASN memiliki ternak sapi potong yang dirawat kepada setiap rumah tangga miskin (RTM).

Dampaknya secara langsung, akan mengurangi beban pemerintah daerah dalam upaya mengentaskan kemiskinan, sebab sudah pasti peningkatan pendapatan RTM akan terjadi.

"Jumlah ASN di daerah ini lebih dari 1.000 orang. Jika setiap ASN memiliki minimal 1 ekor ternak sapi potong yang dirawatkan ke setiap RTM, maka peningkatan pendapatan mereka sudah pasti terjadi," ujar Lely.

Ia mengaku, bisa membayangkan populasi ternak sapi di daerah itu sangat cepat perkembangannya dan kemiskinan pun dapat mudah teratasi. "Jika cita-cita itu terwujud, maka populasi ternak sapi di daerah ini bisa lebih banyak dari jumlah penduduk tersebar di 11 kecamatan," ujarnya.

Cara itu diyakininya sangat produktif dan mutualisme, artinya sama-sama menguntungkan ASN pemilik ternak, juga para RTM. Sebab, bisa dilakukan metode gaduh atau pembagian hasil yang akan sangat menguntungkan.

Lely mengaku, di era millenial saat ini, banyak ide dan gagasan yang bisa diambil dari upaya meningkatkan sektor riil di daerah. Ia pun berharap, ide-ide itu dapat lahir dari para Kartini Millenial yang peduli atau memiliki cita-cita yang tinggi termasuk di sektor peternakan.

"Bukan karena saya bertugas di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan semata, namun, saya yakin dan percaya, sektor peternakan sangat potensial menjadi sumber pendapatan yang akan menunjang kemajuan daerah ini dan sudah pasti mampu mengentaskan kemiskinan yang ada," ujar Lely.


Dukungan di Parlemen

Ketua DPRD Gorontalo Utara, Nurjanah Yusuf mengaku, sangat tertarik dengan pengembangan sektor peternakan di daerah itu.

Apalagi banyak peternak di daerah itu berhasil, bahkan beberapa diantaranya, meski belum mendominasi, namun mampu menjadi peternak yang berhasil menjadi penyuplai permintaan sapi potong ke beberapa daerah di Indonesia.

Ia pun berharap, pemerintah daerah semakin kreatif dan berinovasi dalam merancang program-program produktif di sektor peternakan. "DPRD siap memberi dukungan dari segi anggaran, sebab sektor peternakan tak boleh dipandang sebelah mata dalam meningkatkan pendapatan perekonomian masyarakat dan kemajuan daerah," ujar "Kartini" Gorontalo Utara itu.


Hal yang sama diungkap Fatri Botutihe, salah satu Kartini yang duduk sebagai anggota Badan Anggaran DPRD Gorontalo Utara.
Fatri mengaku, wilayah barat kabupaten itu, mulai dari Kecamatan Sumalata Timur, Sumalata, Biau dan Tolinggula, memiliki potensi peternakan yang sangat tinggi.

Kecamatan-kecamatan itu bahkan menjadi wilayah penyumbang populasi ternak sapi potong di kabupaten tersebut. Maka upaya meningkatkan sektor peternakan sangat berpeluang, apalagi ditunjang dengan kinerja yang tinggi dari aparatur di satuan kerja penanggungjawab.

Ia berharap, optimisme menjadikan Gorontalo Utara sebagai lumbung ternak sapi potong tak boleh surut. "Saya termasuk orang yang kagum melihat kinerja para petugas lapangan dalam melakukan pendampingan bagi para peternak di wilayah ini," ujarnya.

Ia meyakini, kinerja mereka jika didukung penuh, maka akan membuka cakrawala masyarakat agar tidak ragu memilih menjadi peternak.

Sebab sektor itu sangat potensial dalam meningkatkan kesejahteraan mereka.
Fatri berharap, semakin banyak usaha-usaha peternakan hadir di daerah itu.

Tidak hanya memenuhi permintaan sapi potong dari luar daerah, namun akan mewujudkan Gorontalo Utara sebagai kabupaten lumbung sapi potong dalam upaya menunjang swasembada pangan secara nasional dan mengikis kemiskinan di daerah itu.*


Baca juga: Anna Kumari, seniman Palembang pelestari budaya

Baca juga: Diplomasi Kartini ala Retno Marsudi


 

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019