"Kalau R.A Kartini menuliskan konsepnya itu melalui surat-surat, jadi saya pikir kalau kita mengikuti cara dia bukan lagi menuliskan konsep-konsep kita melalui surat-surat tapi melalui karya-karya tulis dan disiplin," kata Alfonsa yang juga Ketua Komisariat Daerah (Komda) pemuda katolik Papua itu kepada ANTARA di Jayapura, Minggu.
Alfonsa mengajak perempuan untuk terus berjuang dan maju. Untuk itu, dengan cara apapun perempuan harus berjuang, apa yang dirasa kurang harus diperjuangkan, tidak selalu terkungkung dalam ikatan budaya.
"Hari R.A Kartini pada hari ini menjadi motivasi tersendiri bagi seluruh perempuan di tanah air. Kartini sudah menunjukkan jati dirinya bahwa mau keluar dari sekat-sekat itu, artinya kartini masa kini juga harus keluar dari sekat-sekat," katanya.
Alfonsa mengaku keterlibatan perempuan khususnya di Papua sudah mulai terlihat di berbagai bidang. Semisal dalam bidang politik, keterwakilan perempuan sudah mulai ada.
Menurut dia, perempuan juga sudah cukup berpartisipasi dalam dunia politik, keterwakilannya juga sudah hampir sama dengan laki-laki. Di bidang kesehatan juga sudah mulai nampak, namun belum benar-benar diperhatikan.
"Keterlibatan perempuan di dunia kerja khususnya di Papua sudah mulai terlihat ada, tetapi belum sepenuhnya diperhatikan," katanya.
Ia menambahkan perempuan mempunyai kesempatan dan andil serta terlibat dalam pembangunan baik di Papua secara khusus maupun di Indonesia secara umum.
"Sebab jika perempuan tidak terlibat dalam pembangunan maka sebagian besar konsep pembangunan tidak sesuai dengan kepentingan-kepentingan perempuan," katanya.*
Baca juga: Keinginan "Kartini" Gorontalo Utara meningkatkan sektor peternakan
Baca juga: Anna Kumari, seniman Palembang pelestari budaya
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
