Yogyakarta (ANTARA) - Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) bersama Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) akan menggelar seminar dan lokakarya mengenai peran agama sebagai basis peradaban di Sekolah Pascasarjana UGM pada 25-26 April 2019.

Ketua Komisi Kebudayaan AIPI Prof Amin Abdullah saat jumpa pers di Kampus UGM, Selasa, mengatakan seminar bertajuk "Tantangan Agama dan Harkat Kemanusiaan di Era Sintesis" berangkat dari situasi saat ini yang semakin kompleks sebagai dampak dari perkembangan teknologi yang begitu cepat, termasuk terkait agama dan kemanusiaan.

"Indonesia merupakan negara majemuk, tetapi saat ini ada kecenderungan mengarah ke konservatif," kata Amin.

Menurut dia, hadirnya internet, media sosial (medsos), dan menguatnya kondisi "post truth society" menjadikan isu dan peran agama sebagai sesuatu yang penting sekaligus problematis.

Internet dan medsos, kata Amin, menjadikan penyebaran dan viralitas informasi semakin masif. Tidak sedikit yang menyebarkan ujaran kebencian, hoaks, dan intoleransi melalui dunia maya.

Bertolak dari hal itu ICRS dan AIPI merasa penting untuk mendiskusikan bagaimana pendidikan khususnya pendidikan agama sebagai basis peradaban dan etika bisa berkontribusi di era disrupsi ini.

"Bagaimana pendidikan agama di Indonesia menghadapi perkembangan, apa yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan yang ada merupakan beberapa yang akan didiskusikan bersama dalam seminar nantinya," kata dia.

Sementara Core Doctoral Faculty ICRS Dicky Sofyan mengatakan tren konservatisme di Indonesia tidak hanya pada aspek agama, tetapi terjadi juga di bidang sosial, politik dan budaya. Persoalan konservatisme ini pun tidak hanya dialami di Indonesia saja, namun hampir berlangsung di berbagai negara dunia.

Lebih lanjut, dikatakan Dicky, upaya membangun literasi keagamaan untuk memitigasi beragam persoalan terkait konservatisme yang berkembang sangat diperlukan. Seluruh elemen bangsa diharapkan dapat membangun kolaborasi dan kerja sama dalam membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tanpa harus mengorbankan jati diri dan identitas keagamaan.

Melalui seminar yang akan digelar nantinya akan didiskusikan lebih mendalam dan merumuskan rekomendasi yang tepat sebagai alternatif solusi terkait persoalan yang ada. Seminar akan menghadirkan sejumlah pakar dari AIPI, ICRS, Kementrian Komunikasi dan Informasi RI, serta akademisi dari beberapa peruruan tinggi di Indoensia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019