Jakarta (ANTARA) - Badan Wakaf Al Quran menyalurkan wakaf dua perahu ketinting dan 10 alat tangkap ikan dari PT Asuransi Jasa Indonesia untuk nelayan di Cilacap, Jawa Tengah, setelah sebelumnya memberikan empat perahu bagi nelayan Nusa Tenggara Timur.

"Kami bersyukur bisa membuktikan realisasi amanah yang besar dari wakif, khususnya dari Jasindo, kedua kalinya setelah di Flores," kata Direktur Operasional dan Keuangan Badan Wakaf Al quran (BWA) M Ichsan Salam di Desa Kutawaru, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis.

Dia mengatakan wakaf merupakan sedekah jariyah yang secara syariah pahalanya tidak akan putus selama materi tersebut tetap digunakan. Berwakaf pada hakikatnya adalah menyerahkan atau menyedekahkan kepemilikan harta manusia menjadi milik Allah atas nama umat.

"Ini sedekah amalan sunah terhadap harta-harta yang habis dipakai. Beras kalau dipakai habis maka itu sedekah biasa. Tapi perahu dan alat tangkap ini akan bermanfaat dalam jangka waktu panjang bagi nelayan," kata dia.

Dia mengatakan salah satu syarat wakaf adalah ada pengelola harta (nadzir) tersebut. Jika tidak ada nadzir maka harta wakaf akan sulit dikelola dengan baik.

Nadzir, kata dia, memiliki amanah mengelola harta wakaf untuk seluas-luasnya kepentingan umat dan masyarakat. Perahu dan jala yang merupakan alat produksi bagi nelayan tersebut harus bisa memberi manfaat secara ekonomi secara berkelanjutan.

Ichsan mengingatkan secara syariah harta wakaf tidak boleh dijual. Harta wakaf harus dikelola sedemikian rupa agar tetap memberi hasil dan alat produksi bisa seawet mungkin.

"Alat ini ada masa umurnya, nadzir agar mencari cara bagaimana bisa selama mungkin dirawat, direnovasi. Kita harus berusaha perahu ini bisa dipakai selama mungkin, semakin lama semakin baik. Kami juga akan terus menjalin komunikasi untuk memantau perkembangan wakaf di sini," kata dia.

Ketua Nadzir Wakaf Produktif Suwanto mengatakan pihaknya bersama nelayan di desanya akan berupaya mengoptimalkan wakaf perahu dan alat tangkap ikan. Menurut dia, wakaf dari Jasindo itu akan dapat menjadi aset produktif bagi nelayan.

"Dua unit kapal tinting ini bisa menjadi multifungsi untuk mengangkut orang, dipakai nelayan dan perahu sewa pemancingan. Sangat bermanfaat," kata dia.

Group Head Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo Ario Radityo berharap harta wakaf untuk nelayan tersebut dapat bermanfaat bagi 10 kepala keluarga pengguna perahu dan alat tangkap ikan.

Manfaat, kata dia, akan didapat dengan para nelayan itu menggunakan perahu dan alat tangkap secara bergantian dengan sistem bagi hasil antara nelayan dan pengelola.

"Semoga ini berkelanjutan dan cakupannya dapat semakin luas. Jika laba kami naik maka supaya bisa makin banyak disisihkan untuk bina lingkungan seperti ini," katanya.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019