Jakarta (ANTARA) - Kali Ciliwung di Pintu Air Manggarai, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, surut sejak Juni 2019 imbas musim kemarau.

"Air surut sudah dua bulan lalu," kata warga RT10 RW10 Manggarai Selatan, Suwandi (43), di Pintu Air Manggarai, Kamis siang.

Kali Ciliwung yang menjadi lintasan air Katulampa, Bogor, Jawa Barat, menuju Muara Angke, Jakarta Utara, tampak surut dengan kedalaman muka air sekitar 5 meter, dari ketinggian tanggul 13 meter.

Debit air berdasarkan petunjuk alat telemetri berkisar di angka 500 meter kubik dari debit normal mencapai 700 meter kubik.

"Kalau siaga 1 banjir debitnya bisa di atas 1.100 meter kubik," kata Suwandi.

Baca juga: BBWS Cisadane Ciliwung: Sejumlah infrastruktur irigasi masih sakit
Baca juga: Warga keluhkan dampak kekeringan di Sungai Ciliwung
Baca juga: Sungai Ciliwung makin hitam dan berbau saat kemarau


Kondisi air sungai tampak berwarna hijau tua kehitaman tanpa bau yang menyengat. Menurut Suwandi situasi tersebut relatif normal.

Sampah masih nampak tersangkut di barisan pelampung yang dipasang petugas tepat di bawah pintu air untuk menangkal sampah.

Sampah tersebut berjenis kemasan plastik seperti kresek, bungkusan makanan cepat saji (instan), styrofoam, ranting pohon dan daun.

Sampah tersebut relatif sedikit karena rutin diangkut oleh petugas kebersihan Lingkungan Hidup DKI.

"Biasanya kita bersihkan setiap jam 07.00 WIB, jam 10.00 WIB dan jam 02.00 WIB," ujar petugas piket pintu air, Dodo.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019