Tanjung Selor (Antara News Kaltara) – Keramba apung yang kini diuji coba
Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltara bersama kelompok nelayan di Kabupaten
Nunukan, mendapat respons positif Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie.
Bahkan,
Gubernur merasa salut dan
tercengang ketika mendengar penjelasan bahwa hasil dari keramba apung tersebut
sangat potensial. Bahkan, dapat menjadi andalan Kaltara untuk menghasilkan ikan
kualitas ekspor.
“Hasilnya
dari keramba apung itu bisa mencapai 7 ton,†sebut Irianto, Minggu (12/6).
Hasilnya
pun, lanjutnya, dapat meningkatkan ekonomi nelayan. Misal, kata dia, ikan
kerapu yang dibudidayakan per ekornya diperkirakan menghabiskan biaya Rp 50
ribu. Sementara, di pasaran bisa dijual Rp 300 ribu per kilogram.
“Makanya
sangat menguntungkan sekali. Dan saya minta Dinas Kelautan untuk terus
mengembangkan, dan kelompok nelayan yang dibantu bisa menjaganya dengan baik,â€
ujarnya.
Terpisah,
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltara Amir Bakrie, mengatakan keramba
apung di Nunukan merupakan program anggaran pendapatan dan belanja daerah
(APBD) Kaltara 2015.
“Jadi,
keramba apung itu pilot project untuk tiga kelompok nelayan,†sebutnya.
Di
keramba apung tersebut, lanjutnya, dibudidaya tiga jenis ikan yaitu kerapu,
bawal dan ikan kakap. Saat ini, ikan dalam keramba telah berusia 5 bulan dengan
berat 700 gram. Sedangkan masa panen antara 7-8 bulan.
“Sebenarnya
bisa dipanen sekarang. Cuma permintaan pasar beratnya 1 kilogram,†ujarnya.
Diperkirakan
hasil dari keramba apung tersebut mencapai 7 ton. Di setiap kolam keramba
disebar 500 bibit ikan. Dengan hasil yang mencapai 7 ton tersebut, lanjutnya,
dapat menutupi biaya operasional yang diperkirakannya 40 persen dari total
produksi atau hasil panen.
Apalagi,
pakan yang diberikan hanya ketika ikan berumur 1-2 bulan. Selanjutnya, kata
dia, ikan yang dibudidaya dapat diberikan makanan dari ikan-ikan yang
dicincang. “Paling bagus ikan teri basah,†imbuhnya.
Ke
depannya, keramba apung tersebut akan terus dikembangkan pihaknya dengan
melibatkan kelompok nelayan. Selain itu, pihaknya juga akan memberikan
pendampingan seperti cara pemberian pakan agar hasil yang diperoleh pun tetap
berkualitas ekspor.
Pasalnya,
kata Amir, pangsa pasar untuk ikan budidaya keramba apung tersebut yaitu luar
negeri seperti Hongkong. Apalagi, lanjutnya, bulan lalu pemerintah telah
membuka keran bagi pengusaha luar negeri untuk masuk Indonesia.
“Makanya
diusahakan yang mengambil ikan dari Hongkong supaya harga lebih tinggi,â€
ungkapnya.
Ia
juga menyebut ada ketertarikan dari pengusaha Malaysia terhadap hasil budidaya
keramba apung. Bahkan, beberapa hari lalu, pengusaha Malaysia tersebut telah
meninjau keramba apung pilot project yang berada di Nunukan tersebut.
“Ke
depannya pun akan terus dikembangkan. Karena investasi awalnya memang cukup
besar, mencapai Rp 1,2 miliar, kami harap masyarakat pun bisa berkreasi untuk
kerambanya, nanti kami bantu bibit dan pakannya,†ujarnya.
Gubernur Kagumi Pilot Project Keramba Apung
POTENSI DIKEMBANGKAN: Keramba apung di Nunukan yang ditinjau Gubernur Irianto Lambrie, Sabtu (11/6) lalu. (dok humas)
POTENSI DIKEMBANGKAN: Keramba apung di Nunukan yang ditinjau Gubernur Irianto Lambrie, Sabtu (11/6) lalu. (dok humas)