Tanjung Selor (Antara News Kaltara)- Gubernur Kalimantan Utara Dr H Irianto Lambrie menyatakan pihaknya mendorong dan siap memfasilitasi PT PLN Persero agar bisa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Kaltara. Hal ini disebabkan hingga saat ini jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik dibagi dengan jumlah rumah tangga yang ada atau rasio elektrifikasi di Kaltara masih rendah baru 65 persen.

“Artinya 35 persen masyarakat belum teraliri listrik 24 jam. Padahal melihat potensi yang ada, Kaltara seharusnya menjadi lumbung energi yang bukan hanya akan dinikmati masyarakat Kaltara juga sebagai daya tarik bagi para investor yang akan menanamkan modalnya di Kaltara,”ujar Irianto, Selasa (22/11).

Pemprov Kaltara, lanjut Irianto pro aktif  melakukan komunikasi dan berkoordinasi dengan PT PLN Persero. Sekaligus terus memantau perkembangan kelistrikan yang ada di 5 kabupaten/kota agar terus mengalami peningkatan.

Informasi dari PT PLN Persero, lanjut Irianto, mereka telah memiliki rencana jangka pendek, menengah dan panjang dalam rangka meningkatkan rasio elektrifikasi di Kaltara.  Salah satunya percepatan pembangunan tapak tower Saluran Udara Tingkat Tinggi (SUTT) sebanyak 205 tower dari Tanjung Redeb ke Tanjung Selor, 311 tower dari Tanjung Selor ke Tideng Pale, dan 102 tower dari Tideng Pale ke Malinau.

Sesuai hasil pembicaraan dengan pihak PT PLN, lanjut Irianto mereka targetkan interkoneksi dapat selesai pada 2019. Ini penting sebab lewat jaringan transmisi PLN melalui tower  SUTT diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi di Kalimantan Utara.

"Mereka (PT PLN) juga menginformasikan tahun ini telah melaksanakan pekerjaan pembangunan jaringan listrik pedesaan di antaranya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan biomassa,”ujarnya.

Irianto mengatakan PT PLN juga melakukan pemeliharaan jaringan distribusi 20 kV dan juga memantau pasokan listrik bagi jaringan distribusi yang sudah dibangun dan belum teraliri listrik. Selain itu, untuk jangka pendek  dilakukan penambahan pasokan daya hingga 3 Mega Watt dengan memanfaatkan excess power PT Sumber Alam Sekurau di Tanjung Selor.

Sedangkan untuk jangka menengah, lanjut Irianto, pihak PLN menginformasikan akan melakukan penambahan kapasitas bagi pembangkit PLTD MG, membangun gardu induk sebagai sinkronisasi  dengan rencana pembangunan SUTT di Tanjung Selor dengan kapasitas 60 MVA, di Tana Tidung dan Malinau dengan kapasitas 30 MVA. Selain itu memanfaatkan energi listrik yang dihasilkan dari pembangunan PLTA Kayan 1 yang dilakukan PT Kayan Hidro Energi dengan kapasitas pembangkit 900 MW yang direncanakan akan memulai pekerjaan konstruksinya Januari 2017 mendatang.

“Sementara upaya jangka panjang, PT PLN berencana akan menambah pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Selain itu kita juga terus mendorong pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dalam 5 cascade oleh PT Kayan Hydro Energi dengan kapasitas total mencapai 9.000 Mega Watt yang mampu memproduksi energi listrik sekitar 35.917 GWh per tahun bisa terlaksana sesuai dengan rencana. Berbagai  upaya yang direncanakan baik jangka pendek, menengah dan panjang ini kita berharap dapat meningkatkan rasio elektrifikasi Kaltara dan juga kita bisa menjadi salah satu lumbung energI nasional,” pungkasnya.


Pewarta :
Editor : Firsta Susan Ferdiany
Copyright © ANTARA 2024