Jakarta (Antara News Kaltara) – Gubernur Kalimantan
Utara (Kaltara), Dr H Irianto Lambrie sebagai koordinator Forum Kerjasama
Revitalisasi Dan Percepatan Pembangunan Regional Kalimantan memaparkan sejumlah
kegiatan strategis dan prioritas di seluruh Kalimantan pada Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Regional (Musrenbangreg) Kalimantan di ruang pertemuan
Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (18/4). Forum kerjasama ini bertujuan untuk
membahas usulan bersama tiap provinsi di Kalimantan sehingga tercipta
sinergitas pembangunan di Pulau Kalimantan.
Dalam paparannya, Irianto menyebutkan, belajar dari
pengalaman sebelumnya, maka forum kerjasama pembangunan Kalimantan menyepakati
dua fokus usulan untuk disampaikan kepada Pemerintah Indonesia untuk 2018,
yakni konektivitas dan pembangunan energi. “Selama ini, ada ratusan usulan yang
disampaikan tiap provinsi ke pusat. Namun, hanya dibawah 30 persen yang
usulannya berhasil dibiayai oleh APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara),†kata Irianto.
Dua fokus usulan tersebut, menurut Irianto adalah
masalah yang umum terjadi di Kalimantan. Ini juga sesuai dengan potensi dan
kapasitas yang dimiliki tiap provinsi di Pulau Kalimantan. “Sedianya, dalam
empat tahun terakhir ada 5 fokus pembangunan yang menjadi pembahasan di
Kalimantan, yakni konektivitas, ketahanan pangan, ketahanan energi, industri
dan pariwisata, kemaritiman dan perbatasan dan sumber daya alam dan lingkungan
hidup. Tapi untuk tahun depan, fokus ke konektivitas dan ketahanan energi,â€
jelansnya.
Menilik hal itu, Kalimantan sedianya mampu
mensejajarkan diri dengan daerah lain. Jika fokus kegiatan tersebut
terealisasi. “Dari dua fokus itu, maka saat Kalimantan dibangun, artinya
memajukan Indonesia,†singkat Irianto.
Acara Musrenbang dihadiri gubernur se Kalimantan,
ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) se Kalimantan, bupati dan walikota
se Kalimantan, sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI seperti H Sukiman
(Daerah Pemilihan Kalimantan Barat), H Syarif Abdullah (Daerah Pemilihan
Kalimantan Selatan), dan H Hetifah Sjaifudian (Daerah Pemilihan Kalimantan
Timur-Kalimantan Utara). Termasuk dua menteri, yakni Menteri Dalam Negeri
(Mendagri) Tjahtjo Kumolo dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang
Brodjonegoro.
Sementara itu, Mendagri Tjahjo Kumolo dalam
paparannya mengatakan, Pemerintah Indonesia dalam hal rencana pembangunan di
Kalimantan, fokus kepada pembangunan infrastruktur dan energi. “Nawa Cita yang
dicanangkan Presiden, diarahkan untuk selesai semuanya pada 2018. Dari itu,
tahun ini sudah fokus kepada program pembangunan infrastruktur sosial dan
ekonomi,†kata Tjahjo.
Agar harapan itu tercapai, Tjahjo menegaskan
pentingnya keserasian dan keselarasan kebijakan politik pembangunan. Mulai dari
Presiden hingga ke level terendah, kepala kampung atau lurah. “Presiden
mengingatkan dan menginstruksikan pentingnya penyelarasan program nasional,
baik jangka pendek, menengah dan panjang dengan program provinsi, kabupaten dan
kota hingga ke tingkat kelurahan atau desa. Ini sebagaimana tujuan dari
dicanangkannya Nawa Cita itu sendiri, dalam rangka mempersiapkan 100 tahun
Indonesia merdeka,†jelas Tjahjo.
Menilik fokus pembangunan terpadu infrastruktur
ekonomi dan sosial, maka berdasarkan pemetaan geopolitik dan geostrategis, yang
dipikirkan oleh Pemerintah Indonesia saat ini adalah bagaimana pertumbuhan
Kalimantan mampu mencapai target pembangunan setara Sulawesi dan Sumatera.
“Pada rapat kabinet yang dipimpin Presiden, ditegaskan keharusan untuk
menyelesaikan sejumlah program prioritas nasional di Kalimantan. Dan, memang
fokusnya adalah konektivitas dan ketahanan energi,†papar Tjahjo.
Dijelaskan Tjahjo, nyaris seluruh pembangunan di
Kalimantan bermasalah dengan kesiapan infrastruktur perhubungan darat dan
energi. Untuk perhubungan udara dan laut, di pulau terluar wilayah Kalimantan
telah terbangun bandar udara (Bandara), yakni Bandara Maratua, Kabupaten Berau,
Kalimantan Timur (Kaltim). “Presiden menargetkan, hingga akhir 2018 tiga poros
lintas di Kalimantan sudah terjangkau semau, sehingga konektivitas Sambas
(Kalimantan Barat)-Sebatik (Kaltara) terealisasi dengan baik. Di wilayah
Kalimantan, khususnya perbatasan juga perlu ada RS (Rumah Sakit) rujukan yang
memiliki pelayanan yang bagus dan berkualitas,†urai Tjahjo.
Tjahjo
menuturkan, selain infrastruktur, kunci pembangunan di Kalimantan adalah
energi. “Saat ini, di Kalimantan memang masih ada yang beli listrik dari
Sarawak, Malaysia. Tapi tahun depan, sudah terencana pembangunan pusat energi
di Kalimantan, sehingga sepenuhnya ketahanan energi listrik untuk Indonesia
mampu terealisasi,†tandasnya.
Usulan Kalimantan Fokus ke Konektivitas dan Energi--Dua Menteri Hadiri Musrenbang Regional Kalimantan
GELAR MUSRENBANG : Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie bersama gubernur lainnya di Kalimantan, dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo saat menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan Regional (Musrenbangreg) Kalimantan, di Jakarta, Selasa
GELAR MUSRENBANG : Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie bersama gubernur lainnya di Kalimantan, dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo saat menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan Regional (Musrenbangreg) Kalimantan, di Jakarta, Selasa