Usai
menghadiri acara penyerahan Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Daerah Wilayah II, Rabu (31/1) lalu, Gubernur Kalimantan Utara
(Kaltara) Dr H Irianto Lambrie menyempatkan untuk meninjau Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng, Bali. Bagaimana kondisi
PLTU tersebut?
Zulkarnain
Lubis
Perjalanan
menuju lokasi PLTU yang dikelola PT General Energy Bali ini, lumayan
melelahkan. Dari Kota Denpasar, ibukota Provinsi Bali, berjarak sekitar 120
kilometer (Km). Ditempuh dalam jangka waktu 3,5 jam lebih menggunakan mobil.
Dalam
kunjungan tersebut, Gubernur didampingi oleh Chandra Lee, pimpinan PT General
Energy Bali yang kebetulan juga merupakan pimpinan PT Hydro Kayan Energi (KHE),
perusahaan yang akan membangun PLTA di Sungai Kayan, Peso, Kabupaten Bulungan.
PLTU
yang berada di lahan sekitar 100 hektare di dekat pantai utara Pulau Bali ini,
memiliki kapasitas terpasang 3 x 142 Megawatt (MW) atau 426 MW. Namun dalam
pengoperasiannya, yang terpakai sebesar kurang lebih 300 MW. Listrik dari
pembangkit tersebut, dijual ke PLN untuk selanjutnya memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat Bali.
Melihat
PLTU yang menurut laporannya menghabiskan dana investasi sebesar Rp 7 hingga 8
triliun lebih itu, membuktikan grup PT KHE mampu membangun pembangkit listrik.
“Melihat keseriusan perusahaan, pembangunan PLTA oleh PT KHE akan bisa segera
terealisasi. Saya pun mengajak masyarakat dan seluruh pihak yang ada di Kaltara
untuk mendukung, dan optimis bahwa PLTA di Kaltara akan segera terwujud,†ujarnya.
PLTU
Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng, Bali, resmi beroperasi sejak 2015. PLTU
ini dibangun melalui perusahaan konsorsium, China Huadian Engineering Co, Ltd
(CHEC), Merryline International Pte. Ltd (MIP) dan PT General Energy Indonesia
(GEI). PLTU tersebut terdiri dari tiga generator. Setiap generator memasok
listrik 142 MW listrik ke sistem kelistrikan Bali.
Menurut
penjelasan pihak perusahaan dalam paparannya di depan Gubernur, berdasarkan
perjanjian jual beli listrik atau Power
Purchase Agreement (PPA) dengan PT PLN (Persero), PLTU Celukan Bawang akan
memasok listrik hingga 30 tahun ke depan dengan jumlah pasokan per tahun
mencapai 2.831 Giga Watt per hour (GWh). “PLTU Celukan Bawang dapat memenuhi 40
persen dari kebutuhan listrik Bali,†tutur Irianto mengutip penjelasan dari
manajemen perusahaan.
Nilai
investasi untuk membangun PLTU tersebut memakan biaya yang lumayan. Yaitu
sekitar USD 700 juta atau Rp 7 hingga 8 triliun. “Sejauh ini, pembangkit ini
adalah investasi terbesar di luar negeri yang pernah dilakukan oleh Huadian
Corporation, perusahaan induk dari CHEC,†pungkasnya.
Tahun
ini, perusahaan tersebut akan menambah kapasitas PLTU. Gubernur juga sempat
meninjau lokasi pembangunan PLTU yang baru, yang lokasinya tak jauh dari lokasi
yang sekarang.(bersambung)
Dari Kunjungan Gubernur Kaltara ke PLTU Celukan Bawang (Bagian Pertama)
KESERIUSAN : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie kala mengunjungi PLTU Celukan Bawang, Bali, Rabu (31/1).
(dok humas)
KESERIUSAN : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie kala mengunjungi PLTU Celukan Bawang, Bali, Rabu (31/1). (dok humas)