San Fransisco (Antaranews Kaltara) - Salah satu hal penting yang diperoleh dari keikutsertaan Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie dalam Governor's Climate and Forest (GCF) Task Force Annual Meeting, adalah akan adanya dukungan pendanaan dari negara pendonor dan lembaga-lembaga internasional lainnya.
Terungkap dalam pertemuan yang dilangsungkan San Fransisco, Amerika Serikat pada Selasa dan Rabu (11-12/9), diidentifikasi ada 30 proyek dunia, di bawah program United Nations Develoment Programe (UNDP), untuk kegiatan pencegahan kerusakan hutan. "Proyek-proyek ini akan dialokasikan untuk wilayah-wilayah yang masuk dalam anggota GCF. Termasuk Kaltara. Diutamakan untuk kegiatan pelestarian hutan guna mencegah perubahan iklim," kata Gubernur yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Tak hanya dari UNDP (salah satu organisasi dunia di bawah PBB yang berkantor di Genawa Swiss), dalam hal pelestarian hutan, provinsi anggota GCF Task Force juga mendapat kucuran dana dari negara-negara pendonor. Salah satunya dari Norwegia yang akan memberikan bantuan USD 11 juta atau setara Rp 159,4 miliar (penghitungan kurs sekitar Rp 14.500 per USD). "Untuk Kaltara, tahun ini akan menerima USD 400.000 atau sekitar Rp 5,9 miliar yang nantinya akan dipergunakan untuk beberapa kegiatan pelestarian hutan yang ada di daerah ini. Termasuk untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan," kata Irianto.
Dalam pelaksanaannya nanti, lanjut Gubernur, pemerintah daerah akan bekerja sama dengan lembaga internasional seperti WWF untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan proposal yang diajukan. "Untuk melakukan kerja sama dengan lembaga internasional, Pemprov Kaltara melalui Gubernur sudah menunjuk WWF untuk melaksanakan kegiatan dan pertanggung jawabannya," ungkap Irianto.
Selain bantuan USD 400.000, Kaltara sebagai anggota GCF juga berkesempatan untuk kembali mendapat bantuan dana dari negara pendonor. Nilainya sekitar USD 500.000. "Proposal untuk bantuan kedua dapat diajukan setelah melihat sejauh mana kegiatan pertama yang menggunakan dana USD 400.000 itu terlaksana. Artinya, kalau kegiatan pertama berhasil, di tahap kedua akan ditambah bantuannya," imbuh Edy Suharto, kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltara yang turut hadir mendampingi Gubernur dalam pertemuan itu.
Seperti diketahui, bersama para gubernur anggota GCF dari sejumlah provinsi dan negara bagian di beberapa negara, Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie menghadiri, acara GCF Task Force Annual Meeting 2018 yang diselenggarakan San Fransisco, Amerika Serikat. Dalam kesempatan itu, Gubernur yang mendapat penghormatan sebagai pembicara, memaparkan tentang komitmen Kaltara dalam menjaga kelestarian lingkungan, utamanya hutan yang dimiliki.
Kaltara sendiri masuk menjadi anggota GCF Task Force atau Satuan Tugas Gubernur untuk Iklim dan Hutan sejak 29 Agustus 2016 di Mexico. Keberadaan Taman Nasional Kayan Mentarang, adalah yang membawa Gubernur Kaltara menjadi anggota GCF. Salah satu kawasan hutan konservasi seluas 1,3 juta hektare yang juga disebut sebagai Heart of Borneo (HoB) itu, memiliki peran besar dalam upaya mengatasi perubahan iklim.