Tanjung Selor (Antaranews Kaltara) - Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie mengapresiasi upaya Bank Indonesia (BI) dalam menegakkan Rupiah di Kaltara. Utamanya wilayah perbatasan. Kini, sesuai informasi BI, peredaran mata uang Rupiah di wilayah perbatasan Kaltara makin mendominasi. Bila sebelumnya prosentase penggunaan Rupiah dan Ringgit di Sebatik, Nunukan, yang merupakan wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia sebesar 70 berbanding 30 persen, kini meningkat menjadi 78 berbanding 22 persen. Atau meningkat 8 persen sejak sekitar 2 tahun terakhir.

Peningkatan penggunaan mata uang rupiah di perbatasan ini terjadi, setelah melalui sejumlah program yang dilaksanakan pihak BI melalui Kantor Perwakilan (KPw) BI Provinsi Kaltara. Seperti contoh, layanan kas keliling di perbatasan. "Kas keliling ini, ada yang dalam kota dan luar kota. Untuk yang luar kota, tujuannya untuk menjangkau masyarakat Kaltara di luar wilayah Tarakan. Kabarnya, walaupun harus menggunakan moda transportasi laut dan udara untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, KPw BI Provinsi Kaltara dengan dukungan pengamanan Mako Brimob Yon C Pelopor Tarakan, selama triwulan II 2018 telah melaksanakan kegiatan kas keliling luar kota," urai Irianto.

Mengutip data dari Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kaltara Agustus 2018 yang dirilis BI, layanan ini telah menjangkau daerah Sebatik (2 kali), Sebuku (1 kali), Seimanggaris (1 kali), Bunyu (3 kali), Mansalong (1 kali), dan Tana Tidung (2 kali). Dijabarkan pula oleh Gubernur, dalam menjangkau daerah 3 T (terpencil, terluar, tertinggal), untuk pertama kalinya pada triwulan II 2018 tim kas keliling KPw BI Kaltara melakukan peredaran uang Rupiah di daerah Sembakung, Kabupaten Nunukan. Berdasarkan data pengelolaan uang rupiah KPw BI Kaltara periode triwulan II 2018, transaksi uang kartal yang terhimpun melalui kegiatan kas keliling luar kota sebesar Rp 6,94 miliar dengan jumlah kegiatan sebanyak 12 kali. "Kegiatan kas keliling yang dilakukan oleh KPw BI Kaltara merupakan bentuk komitmen sebagai bank sentral yang mendapat amanat dalam mendistribusikan Uang Layak Edar (ULE) hingga daerah perbatasan," papar Gubernur.

Selain itu, pada triwulan II 2018, KPw BI Kaltara juga melaksanakan kegiatan BI Jangkau. BI Jangkau adalah program peningkatan layanan kas untuk menjangkau masyarakat di wilayah kecamatan atau desa melalui optimalisasi jaringan kantor bank, pegadaian, Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah (PJPUR) dan pihak lainnya.

Program ini ditargetkan mampu menjangkau daerah 3T dalam memenuhi ULE. Selama periode triwulan II 2018, KPw BI Kaltara telah melaksanakan kegiatan BI Jangkau di Nunukan sebanyak 3 kali dengan nilai transaksi sebesar Rp 7,2 miliar. "Kehadiran BI Jangkau memiliki dampak yang positif terhadap pemenuhan kebutuhan ULE perbankan yang berada di wilayah 3T," urai Irianto. Guna diketahui, dalam setahun, BI menyediakan ULE sekitar Rp 500 miliar.


Pewarta : Muh Iqbal
Uploader : Firsta Susan Ferdiany
Copyright © ANTARA 2024