Malinau (ANTARA) - Festival Budaya Irau Malinau 2025 merupakan agenda daerah yang mengedepankan esensi dari Irau sebagai ruang ekspresi budaya yang merupakan ciri khas dan jati diri Kabupaten Malinau sebagai daerah yang berbudaya, majemuk dan harmonis.
"Festival Budaya Irau bukan sekedar seremonial semata yang melaksanakan setiap kegiatan dua tahunan. Lebih dari itu, Festival Budaya Irau adalah ekspresi dari entitas daerah yang didiami berbagai ragam etnik, proses pembelajaran, pendidikan, dan pelestarian budaya itu sendiri," kata Bupati Malinau Wempi Wellem Mawa di Arena Prosehat Pelangi IntimungMalinau, Selasa saat membuka Festival Budaya Irau Malinau 2025.
Dengan keberagaman etnik tersebut, menjadikan Kabupaten Malinau syarat dengan nilai-nilai budaya, luhur dan tak ternilai harganya yang terus dilestarikan.
"Ada pepatah mengatakan, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Selain sebagai salah satu upaya melestarikan warisan budaya dari generasi ke generasi, dan meningkatkan kebersamaan serta toleransi antar warga dan etnik," kata Bupati.
Dijelaskannya bahwa melalui Festival Budaya Irau ini , juga akan membangkitkan gerakan ekonomi rakyat yang mampu menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengembangkan kreativitas di bidang kuliner, seni, ekonomi, kreatif dan lainnya.
Perhelatan Festival Budaya Iraw ke-11 dalam rangka peringatan hari jadi Kabupaten Malinau ke-26 tahun 2025 mengangkat tema Malinau Negeri Sang Pengendali Air, Kaltara Terang, No Indonesia Gelap dengan sub-tema dari Malinau Menyala, Harapan Menuju Kaltara Maju, Indonesia Emas.
Bupati mengatakan tema dan sub-tema ini didasari oleh peran strategis Kabupaten Malinau dalam menjaga keseimbangan ekosistem air baik untuk kebutuhan masyarakat lokal maupun kawasan yang lebih luas.
Wilayah Malinau lebih dari 90 persen adalah kawasan hutan yang menjadikan Kabupaten Malinau salah satu daerah dengan fungsi ekologis terbesar di Kalimantan Utara.
"Di mana hutan berfungsi layaknya bank air yang menyimpang cadangan air tanah dan melepaskannya secara perlahan," kata Wempi.
Fungsi ekologis ini tidak hanya menjaga ketersediaan air bagi masyarakat tetapi juga membuka peluang besar dalam kemanfaatan energi terbarukan, khususnya pembangkit listrik tenaga air.
Seperti melalui proyek strategis nasional, PLTA Mentarang Induk yang akan terintegrasi dengan Kawasan Industrial Park Indonesia (KIPI) di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan.
"Dengan demikian Kabupaten Malina turut berkonstribusi pada ketahanan energi nasional," katanya.
Festival Budaya Irau 2025 dibuka oleh Sekretaris Utama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Komjen. Pol Makhruzi Rahman yang berlangsung pada 7-26 Oktober 2025.
Dengan menampilkan tari kolosal yang melibatkan 1.000 pelajar dari SD hingga SMA se-Kabupaten Malinau acara semakin memukau dengan penampilan khusus grup musik Slank yang berkolaborasi dengan seniman lokal, Uyau Moris.
Baca juga: Slank Kolaborasi dengan 1.000 Penari Pada Festival Budaya Irau Malinau
Baca juga: Gaung Festival Budaya Irau Malinau Sampai ke Berbagai Daerah di Indonesia