Jakarta (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan kolaborasi dan kerja sama lintas lembaga dan sektor membuat penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berjalan dengan lancar dan berbagai kejadian terkendali dengan baik.
“Alhamdulilah, sekali lagi bahwa kebakaran hutan per hari ini, terkendali dengan baik,” kata Menhut dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
“Keberhasilan kita karena kerja sama, koordinasi, kolaborasi dan keberhasilan kita merobohkan ego sektoral di antara kementerian, lembaga dan daerah,” ujarnya menambahkan.
Adapun dari hasil rapat dan monitoring yang dilakukan Kemenhut bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan sejumlah pemimpin daerah, Raja Antoni mengatakan antisipasi terhadap potensi karhutla selanjutnya dilakukan berdasarkan kajian dan pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya.
“Dengan spirit bahwa kebakaran hutan dan lahan adalah masalah kita bersama. Oleh karena itu kita, harus bekerja sama menghadapi ini,” kata Menhut.
“Selain itu, keberhasilan kita karena penegakan hukum yang efektif, ada efek jera yang ditimbulkan kepada mereka yang bermain api” imbuhnya.
Meski penanganan dinilai terkendali, Menhut mengingatkan masih adanya peringatan potensi kebakaran hutan untuk sejumlah provinsi di 10 hari pertama Agustus 2025.
Berdasarkan data dari BMKG dan BNPB, curah hujan yang kecil hingga tingkat kekeringan lahan dapat menimbulkan potensi kebakaran hutan yang tinggi.
“Pada 10 hari pertama di bulan Agustus, hampir di semua provinsi ada warning atau peringatan, karena ada kombinasi curah hujan kecil/rendah, pembentukan awan rendah/sulit, sehingga tingkat kekeringan lahan dan tingkat potensi kebakaran hutan tinggi,” ujar Raja Antoni.
“Di 10 hari awal Agustus, kita harus bahu-membahu, bekerja sama, agar tidak ada potensi kebakaran hutan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto juga turut menjelaskan upaya-upaya terpadu yang saat ini terus dilakukan bersama untuk menangani kebakaran hutan, termasuk yang baru-baru ini terjadi di Riau.
“Semua (penanganan dilakukan) secara terpadu, baik darat, operasi OMC (Operasi Modifikasi Cuaca) maupun udara,” ujar Suharyanto.
Baca juga: RI dan Prancis Perkuat Kerja Sama Pengelolaan Hutan Secara Lestari