Presiden Prabowo Buka Opsi Akui Israel, Jika Israel Akui Palestina

id Prabowo

Presiden Prabowo Buka Opsi Akui Israel, Jika Israel Akui Palestina

Presiden Prabowo Subianto berpidato dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) mengenai Palestina dan solusi dua negara di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Senin (22/9/2025). KTT tersebut merupakan rangkaian dari Sidang Majelis Umum Ke-80 PBB. ANTARA/Fathur Rochman.

Jakarta (ANTARA) - Presiden Prabowo Subianto kembali membuka opsi Indonesia mengakui Israel hanya jika Israel mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat.

"Kita harus menjamin status kenegaraan Palestina. Namun, Indonesia juga siap menyatakan, saat Israel mengakui kemerdekaan dan status kenegaraan Palestina, Indonesia akan segera mengakui Israel, dan kami akan mendukung seluruh jaminan atas keamanan Israel," kata Presiden Prabowo dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) mengenai Palestina dan Solusi Dua Negara di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, Senin (22/9) waktu setempat.

Pernyataan Presiden Prabowo kemudian disambut riuh tepuk tangan dari arah kursi delegasi negara-negara peserta KTT.

Dalam kesempatan sama, Presiden Prabowo menegaskan Deklarasi New York telah menyediakan jalan yang adil menuju perdamaian antara Israel dan Palestina.

Deklarasi New York disahkan oleh Majelis Umum PBB pada 12 September 2025 yang isinya merespons genosida di Gaza oleh militer Israel.

Deklarasi itu menyuarakan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, pembentukan misi internasional di bawah mandat Dewan Keamanan PBB untuk stabilitas di Gaza dan pemulihan, akses bantuan kemanusiaan dan memulihkan peran UNRWA, perlindungan terhadap relawan kemanusiaan, serta rekonstruksi Gaza oleh Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan bantuan dana yang dikoordinasikan oleh Bank Dunia, serta pengakuan Negara Palestina dan perbatasan-perbatasan negara sesuai Resolusi 1967.

“Deklarasi New York telah memberikan jalan yang adil dan damai menuju perdamaian,” ujar Presiden.

Prabowo mengecam seluruh kekerasan terhadap rakyat sipil, termasuk perempuan dan anak-anak di Gaza. Puluhan ribu warga sipil di Gaza meninggal dunia akibat genosida oleh militer Israel.

"Kami mengecam seluruh aksi kekerasan terhadap warga sipil. Oleh karena itu, hari ini, dengan penuh rasa bermartabat, kita berkumpul dalam waktu yang bersejarah ini, untuk sama-sama memikul tanggung jawab. Tanggung jawab yang kita pikul bersama ini tidak hanya menentukan masa depan Palestina, tetapi juga masa depan Israel, dan kredibilitas dari Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Presiden Prabowo.

Prabowo kemudian menutup pidatonya dengan mendesak negara-negara anggota PBB agar bersama-sama mewujudkan perdamaian, dan bersama-sama bersuara menghentikan genosida di Gaza.

"Kita butuh perdamaian itu sekarang! Perdamaian segera! Kita butuh mewujudkan perdamaian!" ujar Presiden.

KTT mengenai Palestina dan solusi dua negara merupakan rangkaian Sidang Majelis Umum Ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) yang diselenggarakan di Markas PBB, New York, Amerika Serikat.

KTT itu diinisiasi oleh Prancis dan Arab Saudi, yang masing-masing diwakili oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.

Sesi pertama KTT diawali dengan pidato dari Presiden Macron, Menlu Arab Saudi, dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Sesi kedua dilanjutkan dengan pidato singkat dari 33 pemimpin delegasi yang mewakili negara dan perkumpulan negara seperti Uni Eropa dan Liga Arab. Presiden Prabowo berbicara pada urutan kelima, setelah Raja Jordania Abdullah II pada urutan pertama, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada urutan kedua, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, dan Presiden Portugal Marcelo Nuno Duarte Rebelo de Sousa.
Baca juga: Prabowo di KTT Solusi Dua Negara: Kita Harus Akui Palestina Sekarang
Baca juga: Prabowo "Standing Ovation" Saat Macron Nyatakan Prancis Akui Palestina

Pewarta :
Editor : Susylo Asmalyah
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.