Reaktivasi Sumur Tua Mendulang Energi

id Sumur tua, Pertamina EP Tarakan Oleh Redaksi

Reaktivasi Sumur Tua Mendulang Energi

Reaktivasi di sumur minyak tua di Tarakan, Kalimantan Utara. (ANTARA/Susylo Asmalyah)

Tarakan (ANTARA) - Gerakan mengangguk yang berulang kali dan bunyi suara mesin dari pompa angguk (sucker rod pump) di sumur minyak tua menjadi pemandangan yang sangat umum di Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Di beberapa sudut Kota Tarakan banyak terlihat sumur minyak tua atau suspend yang merupakan pengeboran sisa jaman kolonial Belanda sejak tahun 1897.

“Jumlah sumur minyak tua di Tarakan sekitar 1.300-an, sudah sekitar 500-an sumur direaktivasi dengan produksi sekitar 720 BOPD. Dengan harapan reaktivasi atau mengaktifkan produksi di sumur tua untuk mempertahankan target produksi minyak,” kata Manajer PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Tarakan Cahyo Tri Mulyanto di Tarakan, Jumat (24/10).

Sumur tua di Tarakan masih banyak berada dekat pemukiman warga, dan pihak Pertamina selalu memberikan pagar pengaman, agar warga atau pihak yang tidak berkepentingan dilarang masuk wilayah tersebut. Pompa angguk yang masih berfungsi merupakan lambang ketangguhan dalam industri minyak dan gas (migas) di Indonesia.

Selain itu, di dekat sumur tua dipasang papan pengumuman berupa peringatan seperti di sumur PAM – 232 kawasan Kelurahan Pamusian diantaranya berisi dilarang masuk yang tidak berwenang, dilarang merokok, dilarang mengambil gambar tanpa izin, dilarang menggunakan telepon genggam di area yang beresiko dan dilarang membuat api terbuka yang ditulis dengan warna putih dan latar oranye.

Sedangkan ketentuan umum yang harus dipatuhi yang ditulis dengan warna putih dengan latar biru yakni wajib menggunakan alat pelindung diri, wajib menggunakan helm pengaman dan wajib menggunakan izin kerja serta wajib menggunakan coverall.

Coverall pakaian terusan yang menutupi seluruh tubuh.Pakaian ini dikenakan di atas pakaian lain untuk melindungi pemakainya dari bahaya di tempat kerja seperti kotoran, debu, cairan kimia, panas, atau api.

Namun dalam menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas Pertamina EP Tarakan melaksanakan sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance).

Cahyo menjelaskan adapun teknologi yang digunakan untuk memproduksi minyak di sumur tua dengan menggunakan teknik pengangkatan buatan (artificial lift) seperti sucker rod pump, hydraulic pumping unit, progresive cavity pump dan lain – lain.

Saat ini Pertamina EP Tarakan mengelola dua wilayah yaitu di Tarakan dan Sembakung, Kabupaten Nunukan. Dengan produksi minyak saat ini mencapai lebih 1.500 barel perhari dan gas lebih dari 3 Juta Standar Kaki Kubik per Hari (MMSCFD/Million Standard Cubic Feet per Day).

Hal lain terkait sumur tua disampaikan Engineer Petroleum Pertamina EP Tarakan, Muhammad Ramadhan mengatakan dulu sumur minyak tua di Tarakan belum banyak yang diproduksi, tapi sejak tahun 2022 sumur tua, sama Pertamina EP Tarakan mulai dilakukan kegiatan kembali dan lumayan menghasilkan minyak.

Dia mengungkapkan bahwa reaktivasi sumur minyak tua berproduksi pernah menggunakan pompa penyedot berdaya rendah secara bebas bergerak atau mobile dengan menggunakan energi hijau ( green energy). Energi hijau diperoleh dari tenaga surya dengan menggunakan baterai untuk menyimpan energi matahari.

Sumur minyak tua mulai diaktifkan atau reaktivasi untuk berproduksi dengan menggunakan teknologi GENIT (GEMPI Mobile Unit) merupakan inovasi dari aplikasi teknologi sebelumnya yakni GEMPI (Green Environmental Oil Pump Installation).

Jika dulu menggunakan aplikasi GEMPI peralatannya tertanam di lokasi sekitar sumur suspend, sekarang menggunakan aplikasi GENIT mulai tahun 2022 dengan membawa peralatan bisa bebas bergerak dari satu sumur ke sumur yang lain. “GENIT didesain dan difabrikasi secara mandiri di workshop Pertamina Tarakan dan sudah melalui validasi dan inspeksi baik di internal maupun eksternal,” kata Ramadhan.

Tenaga surya yang digunakan untuk GENIT dengan memanfaatkan suhu udara di Tarakan yang lumayan panas dibanding daerah lain di Indonesia setiap hari, dimanfaatkan Pertamina EP Tarakan dengan energi surya menggunakan panel surya. Panel surya dipasang di gedung Realibility,Availability and Maitenance(RAM) Pertamina EP Tarakan di Kelurahan Pamusian yang digunakan untuk ruang tunggu tamu dan ruang rapat.

Sebanyak 10 unit solar panel berukuran 65 X 39inchi dipasang di atap gedung RAM Pertamina EP Tarakan. Selanjutnya disalurkan ke stasiun charging di work shop Pertamina untuk pengisian baterai yang menyimpan energi surya.

Adanya solar panel di gedung RAM memperlihatkan komitmen Pertamina EP Tarakan sudah menerapkan konsep bangunan hijau (green building) terhadap keberlanjutan dan inovasi yang dapat meningkatkan citra baik perusahaan.

Pemasangaan panel surya di gedung Pertamina EP Tarakan diantaranya bermanfaat untuk menghemat listrik dalam jangka panjang dan meningkatkan ketahanan energi dengan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Mendulang Energi

Ramadhan mengatakan saat ini Pertamina EP Tarakan memiliki dua unit GENIT yang bergerak dari untuk menyedot minyak dari sumur – sumur tua. Dengan produksi minyak yang dihasilkan tiap sumur rata – rata 4 – 5 barel perhari. “Ada empat wilayah di Tarakan yang menggunakan GENIT di sumur – sumur tua untuk wilayah Kampung Satu, Kampung Empat, Kampung Enam dan Pamusian,” kata Ramadhan.

Dia menjelaskan bahwa GENIT adalah aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang efisien, handal, dan ramah lingkungan demi mewujudkan ”Energi Kalimantan Untuk Indonesia”.

GENIT merupakan pompa penyedot daya rendah yang mobile dengan green energy (energi hijau) berhasil melakukan recover sumur suspend low influx yang jauh dari jaringan listrik. Teknologi GENIT dapat dikerjakan oleh sekitar 3-4 pekerja dengan standar untuk satu sumur 2 jam, kemudian pindah ke sumur suspend lain dengan disiplin dan profesional sesuai aturan kesehatan, keselamatan dan lingkungan (Health, Safety and Environment/HSE).

Adapun keunggulan menggunakan teknologi GENIT di sumur – sumur minyak tua tanpa menggunakan rig, bersifat mobile karena satu unit GENIT bisa dipergunakan untuk lebih dari satu sumur minyak, perpaduan stasiun charging dan bangunan hijau, bersifat fleksibel dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan sumur seperti Carrier EMR dari RT-PROVE EGGA dan PC-PROVE serta penggunaan energi surya yang optimal.

Metode ini terpilih dari tiga solusi alternatif yang ada berdasarkan parameter rendahnya biaya, kemudahan implementasi, kesesuaian kandidat serta dampak produksi yang dihasilkan.

“Hal tersebut sebagai upaya perusahaan dalam mengurangi biaya kebutuhan artificial lift sebagai alternatif baru untuk memproduksikan sumur dengan keekonomian yang rendah,” kata Ramadhan.

Masih banyaknya sumur suspend dengan keekonomian yang rendah dan lokasi yang sempit, maka kondisi ini sangat membutuhkan artificial lift yang ekonomis dan minimalis untuk memproduksikan sumur tua di Tarakan Field. Inovasi ini didesain secara minimalis dan ekonomis cocok untuk memproduksikan sumur dengan keuntungan rendah dan rendah biaya.

Dengan menggunakan energi hijau GENIT membuat pompa minyak GEMPI Mobile Unit menjadi solusi memproduksikan sumur tua yang terletak di kawasan padat pemukiman penduduk dengan menggunakan sumber energidari solar cell.

Inovasi ini terbukti berhasil melakukan recover minyak sebesar 1.096 barel minyak dengan proyeksi hingga akhir proyek sebesar 9.186 barel minyak dengan realisasi pendapatan sebesar Rp1.46 miliar dengan proyeksi hingga akhir proyek sebesar Rp12,2 miliar. GENIT kemudian sudah dihentikan penggunaannya sejak tahun 2023.

Selain itu implementasi GENIT juga turut menyumbang pemanfaatan energi hijau sebesar 500 watt/hari sehingga berdampak pada penurunan emisi melalui penerapan green building.

Aplikasi GENIT di Telepon Seluler

Perwira Pertamina dalam melakukan kegiatan di sumur tua dengan menggunakan inovasi GENIT, saat ini sudah menggunakan aplikasi GENIT untuk mempermudah proses pekerjaannya. Salah satu pekerja bernama Deni Agus mengungkapkan bahwa kegiatan reaktivasi sumur tua saat ini menggunakan aplikasi Genit di telepon seluler.

“Kita sudah menggunakan HP yang di dalamnya ada aplikasi terkait inovasi GENIT, jadi kerja lebih praktis, selain kita membawa teknologi GENIT dapat di bawa dari sumur satu ke sumur lain,” kata Deni Agus sambil memperlihatkan telepon genggam yang sudah ada aplikasi GENIT.

Dedi bersama dua rekan kerjanya dengan mengenakan baju coverall, sepatu dan helm pengamanan dengan mengendarai mobil milik Pertamina.

Dia mengatakan melakukan reaktivasi di sumur tua untuk mendapatkan minyak, dilakukan di kawasan yang tidak ada jangkauan listrik dari PT. PLN (Persero) serta padat pemukiman, maka menggunakan tenaga surya yang disimpan dalam baterai.
Waktu pengerjaan di sumur tua, biasanya sekitar 2-3 jam perhari, setelah selesai lanjut ke sumur tua lain untuk reaktivasi.

Sedangkan Puji Perwira Pertamina yang bertugas memantau pengisian baterai dari tenaga surya hasil dari menggunakan panel surya RAM di gedung yang disalurkan ke Workshop RAM. Dengan menggunakan trafo yang merubah arus dari DC (arus searah) kembali AC (arus bolak balik) guna menyuplai energi ke baterai yang beratnya sekitar 100 kilogram. Jika cuaca mendung, maka menggunakan sumber listrik dari Pertamina sebagai pengganti tenaga surya.

Di ruang Workshop RAM tempat pengisian baterai untuk inovasi GENIT yang luas sekitar 150 meter persegi terlihat peringatan untuk keselamatan para perwira Pertamina berupa spanduk. Seperti penggunaan helm dan sepatu pengamanan, bahkan di dekat pengisian baterai ada peringatan bertuliskan “Awas Tegangan Tinggi”.

“Pengisian baterai terutama pada cuaca panas, dilakukan satu malam kemudian ditinggal aja. Kalau belum terisi penuh warnanya merah, kalau sudah penuh warnanya hijau,” kata Puji yang sudah 20 tahun bekerja di PT Pertamina EP Tarakan.

Inovasi Lokal Menjadi Solusi

Inovasi GENIT merupakan wujud strategi Pertamina EP Tarakan Field dalam menjawab tantangan operasional dengan pendekatan yang cerdas, rendah biaya dan berorientasi lingkungan.

Menurut Senior Manager Relations PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Handri Ramdhani kehadiran GENIT tidak hanya membuka kembali potensi produksi dari sumur-sumur suspend.

“Selain itu, inovasi GENIT memperlihatkan bagaimana inovasi lokal mampu menjadi solusi strategis mendukung ketahanan energi nasional dan target produksi minyak 1 juta barel per hari pada 2030,” kata Handri.

Dengan memanfaatkan energi hijau serta menekan emisi karbon, GENIT menjadi contoh nyata bagaimana prinsip ESG dan semangat Low Effort High Impact dapat berjalan seiring untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan, masyarakat dan Indonesia.
Baca juga: Pertamina Pastikan Pasokan LPG di Tarakan Aman
Baca juga: Koperasi Merah Putih Sebagai Soko Guru Energi Berkeadilan

Reaktivasi di sumur minyak tua di Tarakan, Kalimantan Utara. (ANTARA/Susylo Asmalyah)


Editor : Susylo Asmalyah
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.