Tanjung Selor (Antaranews Kaltara) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) memberikan perhatian terhadap penanggulangan Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di daerah ini. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah penyakit mematikan ini. Demikian disampaikan Asisten I Bidang Pemerintahan Setprov Kaltara H Sanusi, saat mewakili Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie pada puncak peringatan Hari AIDS se-Dunia di Ruang Pertemuan Gabungan Dinas Pemprov Kaltara, Senin (3/12).
HIV/AIDS, kata Sanusi, merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Disebutkan, ada 3 tujuan utama pengendalian HIV/AIDS, yaitu menurunkan infeksi baru HIV, menurunkan diskriminasi dan menurunkan kematian akibat AIDS, atau di kalangan international dikenal dengan three zeros. “HIV/AIDS adalah sebuah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia, sehingga bagi penderita HIV/AIDS akan mudah terserang virus dan bakteri lainnya yang apabila tidak ditangani dengan tepat, maka akan menyebabkan kematian,” kata Sanusi.
Peringatan Hari AIDS se-Dunia kemarin, dihadiri ratusan orang dari beberapa organisasi wanita, pelajar dan ASN. Kegiatan tersebut mengusung tema “Saya Berani, Saya Sehat”. Ini juga merupakan bentuk kampanye dalam rangka untuk mencapai eliminasi HIV pada 2030 di Indonesia.
Sanusi menyebutkan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kaltara, jumlah penderita HIV/AIDS di Kaltara cukup mengejutkan. Pada 2013, disebutkan terdata sebanyak 116 orang. Kemudian pada 2014 meningkat menjadi 164 orang. Tahun 2015, sebutnya, jumlah penderita HIV turun menjadi 142 orang. Kemudian pada 2016 berjumlah 161 orang, 2017 ada 173 orang. Tahun ini, hingga September terdata sebanyak 127 orang. “Dari data tersebut kita semua wajib prihatin, karena masih banyaknya warga Kaltara yang menjadi penderita HIV AIDS. Saya mengajak seluruh masyarakat untuk ikut berperan mencegah penyakit ini. Dimulai dari lingkungan keluarga masing-masing,” ujar Sanusi.
Dirinya berharap, kegiatan ini dapat memberi spirit untuk berani mengurangi resiko penularan HIV/AIDS. Dengan cara mempelajari proses penularan HIV dan menjauhi tindakan-tindakan yang beresiko dapat tertular penyakit tersebut. Sekaligus memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan yang ada untuk mengetahui status HIV dalam tubuh. “Saya juga mengajak untuk peduli terhadap diri sendiri dan keluarga kita terhadap penyebaran virus HIV. Dengan cara memeriksakan diri dan keluarga ke rumah sakit,” pungkasnya.