Tanjung Selor (ANTARA) - Dalam beberapa hari terakhir lagi viral video seorang istri M (34) yang melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap suami HT alias Ko Ahuang (64), yang dipukuli dengan walker atau alat bantu jalan.
Rekaman video ternyata dibuat oleh istrinya sendiri dan entah bagaimana bisa tersebar luas.
Ternyata M adalah istri siri dari HT. HT yang sebelumnya pernah beristri serta bercerai.
Kejadian penganiayaan itu diketahui terjadi pada 11 Desember 2019 dan baru diketahui belakangan setelah video aksi pemukulan itu viral di media sosial.
Pelaku juga sempat menyebutkan permintaan kompensasi Rp1 miliar jika sang suami ingin bercerai dari dirinya.
Kasus terjadi di Jakarta Utara dan telah ditangani Polsek Penjaringan.
Polisi mengarah agar tersangka diperiksa kejiwaannya di RSJ Grogol.
Dibutuh waktu dua pekan untuk observasi kejiwaannya, jika sehat maka proses hukum akan dilanjutkan.
Dalam video itu, suami yang mengalami stroke dan Alzheimer hanya bisa berteriak kesakitan saat istri tanpa belas kasihan memukulnya dengan alat bantu jalan itu hingga wajahnya berdarah.
Terlepas dari rekaman video yang banyak menuai kecaman atas prilaku kejam sang istri, maka salah satu "hikmah" adalah perlunya mengetahui penyebab stroke dan Alzheimer dan cara mengantisipasinya.
Stroke bukan penyakit menular namun kini banyak di derita masyarakat.
Stroke merupakan kondisi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Jadi stroke terdiri atas dua jenis yaitu stroke sumbatan serta stroke pendarahan.
Kedua kondisi ini bisa menyebabkan kematian pada sel-sel otak hingga lumpuh otak.
Stroke ternyata penyebab kecacatan nomor satu.
Stroke menjadi penyakit membahayakan karena dapat menimpa siapapun dari semua kalangan.
Sedangkan penyebab pasti penyakit Alzheimer atau dikenal juga dengan pikun belum diketahui.
Namun, hasil penelitian terbaru , penyakit Alzheimer diperkirakan oleh pengendapan protein di dalam otak yang menghalangi asupan nutrisi ke sel-sel otak, sehingga sel otak menjadi rusak.
Kerusakan sel otak akan menurunkan kadar zat kimia di dalam otak, yang menyebabkan koordinasi antarsaraf otak menjadi kacau.
Hal itu akan membuat penderita mengalami penurunan daya ingat dan perubahan suasana hati.
Beberapa kondisi yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit Alzheimer, antara lain
- rentan terjadi pada lansia, orang-orang yang berusia di atas 65 tahun.
- penyakit Alzheimer lebih banyak terjadi pada wanita ketimbang pria.
- Pernah mengalami cedera kepala.
- Kelainan genetik yang menyebabkan terjadinya sindrom down, penumpukan protein di otak.
- penyakit ini bisa menurun atau genetik.
Selain faktor-faktor di atas, risiko penyakit stroke dan Alzheimer juga meningkat ketika memiliki penyakit jantung, jarang berolahraga, merokok, atau mengalami gangguan tidur, serta menderita diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dan kolesterol tinggi.
Dari faktor yang mempengaruhi stroke dan Alzheimer, maka cara terbaik menghindari adalah mulai cara hidup sehat. Mulailah makan dengan pola empat sehat lima sempurna, istirahat cukup, mengurangi stres, berolahraga, diet, jaga berat badan, berhenti merokok dan minuman alkohol, serta menghindari hal-hal yang menyebab resiko terjadi penyakit-penyakit degeneratif.
Baca juga: Wanita penganiaya suami di Jakarta Utara adalah istri kedua korban
Baca juga: Polisi tunggu hasil pemeriksaan kejiwaan penganiaya suami stroke
Baca juga: Polisi telusuri status pernikahan pelaku dan korban penganiayaan