Jakarta (ANTARA) - Seorang pasien "suspect" virus corona saat ini diisolasi di ruangan khusus Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit tersebut.
"Saat ini ada satu orang pasien dengan 'suspect', namun kondisinya masih stabil dan tidak ada pemburukan. Selain itu, juga belum dinyatakan sebagai virus corona jenis baru," kata Direktur Medik dan Perawatan RSPI Sulianti Saroso Dr Diany Kusumawardhani di Jakarta, Jumat.
Pasien yang dirawat saat ini memang ada riwayat perjalanan dari China serta gejala-gejala yang sesuai sehingga harus menjadi perhatian.
Pihak rumah sakit sudah melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap pasien dan saat ini menunggu hasil dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes).
Secara umum, dia paparkan pasien yang dirawat saat ini memang ada riwayat perjalanan dari China.
"Pasien ini warga negara Indonesia, namun untuk berasal dari daerah mana, datanya tidak bisa kami sampaikan," ujarnya.
Baca juga: Pemerintah Indonesia akan mendeteksi warga dari Tiongkok
Terkait dengan penanganan pasien saat ini, terdapat tim khusus dan sudah terlatih sejak awal untuk melakukan tatalaksana pengamanan serta pencegahan dari penularan infeksinya. Segala sesuatunya dilakukan sesuai standar.
Ketua Pokja Infeksi Emerging RSPI sekaligus dokter spesialis paru Pompini Agustina Sitompul mengatakan pasien "suspect" virus corona di rumah sakit itu sudah menjalani serangkaian tes untuk mengetahui ada atau tidak virus corona tipe baru.
"Sudah kita ambil sampel dari hidung, kemudian dilakukan slap di tenggorokan dan dahak dari jalan napas. Sekarang kita menunggu hasil laboratoriumnya," katanya.
Sebelumnya, ujar dia, pasien datang ke rumah sakit dalam keadaan demam, batuk, dan nyeri tenggorokan usai melakukan perjalanan ke daerah yang endemis virus corona.
Terkait dengan adanya proses isolasi terhadap pasien, ia mengatakan bahwa pihak keluarga masih diperbolehkan berkomunikasi atau berbicara menggunakan alat bantu komunikasi, namun tidak dengan melakukan kontak fisik langsung.
"Isolasi kita punya monitor sehingga pasien bisa berbicara, mendengar, dan melihat. Tidak ada kontak fisik, tapi berkomunikasi melalui layar itu," katanya.
Baca juga: Dokter: Virus corona akibatkan infeksi gejala ringan hingga berat
Baca juga: Ahli sarankan pasien diduga terjangkit virus corona diisolasi di RSPI
"Saat ini ada satu orang pasien dengan 'suspect', namun kondisinya masih stabil dan tidak ada pemburukan. Selain itu, juga belum dinyatakan sebagai virus corona jenis baru," kata Direktur Medik dan Perawatan RSPI Sulianti Saroso Dr Diany Kusumawardhani di Jakarta, Jumat.
Pasien yang dirawat saat ini memang ada riwayat perjalanan dari China serta gejala-gejala yang sesuai sehingga harus menjadi perhatian.
Pihak rumah sakit sudah melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap pasien dan saat ini menunggu hasil dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes).
Secara umum, dia paparkan pasien yang dirawat saat ini memang ada riwayat perjalanan dari China.
"Pasien ini warga negara Indonesia, namun untuk berasal dari daerah mana, datanya tidak bisa kami sampaikan," ujarnya.
Baca juga: Pemerintah Indonesia akan mendeteksi warga dari Tiongkok
Terkait dengan penanganan pasien saat ini, terdapat tim khusus dan sudah terlatih sejak awal untuk melakukan tatalaksana pengamanan serta pencegahan dari penularan infeksinya. Segala sesuatunya dilakukan sesuai standar.
Ketua Pokja Infeksi Emerging RSPI sekaligus dokter spesialis paru Pompini Agustina Sitompul mengatakan pasien "suspect" virus corona di rumah sakit itu sudah menjalani serangkaian tes untuk mengetahui ada atau tidak virus corona tipe baru.
"Sudah kita ambil sampel dari hidung, kemudian dilakukan slap di tenggorokan dan dahak dari jalan napas. Sekarang kita menunggu hasil laboratoriumnya," katanya.
Sebelumnya, ujar dia, pasien datang ke rumah sakit dalam keadaan demam, batuk, dan nyeri tenggorokan usai melakukan perjalanan ke daerah yang endemis virus corona.
Terkait dengan adanya proses isolasi terhadap pasien, ia mengatakan bahwa pihak keluarga masih diperbolehkan berkomunikasi atau berbicara menggunakan alat bantu komunikasi, namun tidak dengan melakukan kontak fisik langsung.
"Isolasi kita punya monitor sehingga pasien bisa berbicara, mendengar, dan melihat. Tidak ada kontak fisik, tapi berkomunikasi melalui layar itu," katanya.
Baca juga: Dokter: Virus corona akibatkan infeksi gejala ringan hingga berat
Baca juga: Ahli sarankan pasien diduga terjangkit virus corona diisolasi di RSPI
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: M. Hari Atmoko