Jakarta (ANTARA) - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia telah menelan 100 korban jiwa dari 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020, menurut catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sampai dengan Senin.
"Kasus 16.099 dengan kematian 100 untuk nasional. Upaya yang dilakukan mendorong peningkatan kegiatan preventif," kata Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi ketika dihubungi lewat aplikasi pesan dari Jakarta, Senin.
Kegiatan preventif yang dimaksud adalah melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk, baik di rumah, sekolah, tempat umum maupun rumah ibadah, tambah dia.
Baca juga: Menkes kerahkan tim medis dari Jakarta tangani DBD di Sikka
Selain itu, dalam menghadapi penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti itu pemerintah akan mengambil langkah untuk memastikan logistik untuk tes DBD mencukupi selain juga persediaan abate, insektisida serta larvasida.
Selain itu, lanjut Nadia pemerintah sudah melakukan antisipasi jika terjadi peningkatan kasus DBD di beberapa daerah.
"Menyiagakan rumah untuk antisipasi peningkatan kasus DBD dan memastikan cairan dan alat infus tersedia," ujar dia, merincikan langkah preventif apa saja yang sudah dilakukan pemerintah untuk menghadapi wabah DBD.
Baca juga: Ketum IDI: Menjaga kesehatan lingkungan perlu untuk cegah DBD
Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto sendiri pada hari ini tengah melakukan kunjungan ke provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang memiliki banyak jumlah kasus DBD.
Kabupaten Sikka di NTT sudah mendeklarasikan DBD sebagai kejadian luar biasa sejak Januari 2020 dan diperpanjang hingga saat ini. Menurut Menkes, ada 1.190 kasus DBD di Sikka dan 13 orang di antaranya meninggal dunia akibat sakit tersebut.
Baca juga: Ketum PB IDI sarankan surveilans aktif hadapi merebaknya DBD
"Kasus 16.099 dengan kematian 100 untuk nasional. Upaya yang dilakukan mendorong peningkatan kegiatan preventif," kata Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi ketika dihubungi lewat aplikasi pesan dari Jakarta, Senin.
Kegiatan preventif yang dimaksud adalah melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk, baik di rumah, sekolah, tempat umum maupun rumah ibadah, tambah dia.
Baca juga: Menkes kerahkan tim medis dari Jakarta tangani DBD di Sikka
Selain itu, dalam menghadapi penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti itu pemerintah akan mengambil langkah untuk memastikan logistik untuk tes DBD mencukupi selain juga persediaan abate, insektisida serta larvasida.
Selain itu, lanjut Nadia pemerintah sudah melakukan antisipasi jika terjadi peningkatan kasus DBD di beberapa daerah.
"Menyiagakan rumah untuk antisipasi peningkatan kasus DBD dan memastikan cairan dan alat infus tersedia," ujar dia, merincikan langkah preventif apa saja yang sudah dilakukan pemerintah untuk menghadapi wabah DBD.
Baca juga: Ketum IDI: Menjaga kesehatan lingkungan perlu untuk cegah DBD
Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto sendiri pada hari ini tengah melakukan kunjungan ke provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang memiliki banyak jumlah kasus DBD.
Kabupaten Sikka di NTT sudah mendeklarasikan DBD sebagai kejadian luar biasa sejak Januari 2020 dan diperpanjang hingga saat ini. Menurut Menkes, ada 1.190 kasus DBD di Sikka dan 13 orang di antaranya meninggal dunia akibat sakit tersebut.
Baca juga: Ketum PB IDI sarankan surveilans aktif hadapi merebaknya DBD
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Hendra Agusta