Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui dampak virus corona jenis baru (COVID-19) terhadap pertumbuhan ekonomi, kendati ia meyakini pemerintah masih akan bisa menjaga pertumbuhannya di atas 4 persen.
"Saya kira ekonomi kita masih ada masalah, mungkin akan turun di bawah 5 persen. Tapi kita masih bisa manage, kita berdoa di 4 persen ke atas," katanya dalam jumpa pers melalui video conference di Jakarta, Rabu.
Luhut menuturkan pemerintah terus melakukan kajian dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian. Presiden Jokowi pun, menurut dia, telah mendapat masukan dengan angka rinci atas dampak wabah tersebut.
Luhut menilai dengan konsumsi domestik yang besar, yakni hingga 70 persen, ia meyakini ekonomi Indonesia masih cukup kuat menghadapi pandemi tersebut.
"Hampir 70 persen itu kan belanja dalam negeri, angka ini cukup besar untuk menahan ekonomi kita drop secara hebat," katanya.
Terlebih dengan kartu kerja dan dana desa atau bantuan yang akan terus dikucurkan langsung ke rakyat tidak mampu.
"Di samping itu, kita lihat juga bagaimana Bank Indonesia mengelola moneter, Kementerian Keuangan kelola fiskal. Mereka kan orang-orang baik semua. Saya confidence melihat ini," ujarnya.
Lebih lanjut, Luhut mengaku pemerintah belum akan menurunkan target investasi hingga target kunjungan wisatawan tahun ini. Pemerintah masih terus melakukan evaluasi terhadap kinerja dua bulan terakhir.
"Kalau target kan tetap saja bisa kita set up segitu. Apakah bisa tercapai, tentu itu masih pertanyaan, paling tidak dalam dua bulan ini, kita evaluasi tiap dua minggu," katanya.
Baca juga: Menkeu perkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan II-2020 alami tekanan
Baca juga: BI optimistis ekonomi RI 2020 tumbuh 5,2 persen meski ada COVID-19
Baca juga: Sinergi kebijakan BI-OJK dinilai topang ekonomi RI saat wabah corona
"Saya kira ekonomi kita masih ada masalah, mungkin akan turun di bawah 5 persen. Tapi kita masih bisa manage, kita berdoa di 4 persen ke atas," katanya dalam jumpa pers melalui video conference di Jakarta, Rabu.
Luhut menuturkan pemerintah terus melakukan kajian dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian. Presiden Jokowi pun, menurut dia, telah mendapat masukan dengan angka rinci atas dampak wabah tersebut.
Luhut menilai dengan konsumsi domestik yang besar, yakni hingga 70 persen, ia meyakini ekonomi Indonesia masih cukup kuat menghadapi pandemi tersebut.
"Hampir 70 persen itu kan belanja dalam negeri, angka ini cukup besar untuk menahan ekonomi kita drop secara hebat," katanya.
Terlebih dengan kartu kerja dan dana desa atau bantuan yang akan terus dikucurkan langsung ke rakyat tidak mampu.
"Di samping itu, kita lihat juga bagaimana Bank Indonesia mengelola moneter, Kementerian Keuangan kelola fiskal. Mereka kan orang-orang baik semua. Saya confidence melihat ini," ujarnya.
Lebih lanjut, Luhut mengaku pemerintah belum akan menurunkan target investasi hingga target kunjungan wisatawan tahun ini. Pemerintah masih terus melakukan evaluasi terhadap kinerja dua bulan terakhir.
"Kalau target kan tetap saja bisa kita set up segitu. Apakah bisa tercapai, tentu itu masih pertanyaan, paling tidak dalam dua bulan ini, kita evaluasi tiap dua minggu," katanya.
Baca juga: Menkeu perkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan II-2020 alami tekanan
Baca juga: BI optimistis ekonomi RI 2020 tumbuh 5,2 persen meski ada COVID-19
Baca juga: Sinergi kebijakan BI-OJK dinilai topang ekonomi RI saat wabah corona
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Subagyo