Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau ibadah rutin umat Kristiani (Katolik maupun Protestan) serta umat Budha yang dijalankan dengan melibatkan banyak orang atau secara massal ditunda dalam waktu dua pekan terkait makin merebaknya Virus Corona COVID-19 di ibu kota negara.
Hal tersebut karena ada peningkatan signifikan kasus positif COVID-19 di Jakarta di mana pada Rabu (18/3) ada 160 kasus dan pada Kamis ini telah bertambah menjadi 208, kata Anies Baswedan di Jakarta, Kamis petang.
"Pertambahannya sangat cepat dan tidak lagi ada di kawasan tertentu, saat ini sudah semua kawasan. Karena itu, dengan FKUB disepakati bahwa akan secara serius melakukan pembatasan interaksi di dalam seluruh komponen termasuk kegiatan-kegiatan peribadatan yang diselenggarakan secara bersama-sama di rumah-rumah ibadah untuk ditunda hingga kondisi memungkinkan," kata Anies di Balai Kota.
Baca juga: Shalat Jumat di Jakarta diimbau ditunda dua pekan
Baca juga: DKI juga imbau rangkaian Nyepi tahun ini di Jakarta dibatasi
Hal tersebut, lanjut Anies, dalam rangka mencegah penularan menjadi lebih cepat dengan tidak membahayakan masyarakat dengan melakukan kegiatan yang berisiko tinggi untuk penularan COVID-19.
"Hari ini, bila ingin melindungi saudara sebangsa, maka tinggal di rumah, kurangi interaksi, ini kesepakatan yang tadi kita dapatkan dan Insha Allah kita berharap kepada seluruh umat untuk ikut melaksanakan ini sebagai cara kita melindungi saudara sebangsa sekarang," ucapnya.
Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) wilayah DKI Jakarta Pendeta Manuel Raintung di lokasi yang sama mengatakan pihaknya saat ini menyerukan peribadatan mereka yang dilaksanakan pada hari Minggu, sekurang-kurangnya dua hari Minggu, mulai pada tanggal 22 Maret 2020 mendatang.
"Kami dapat menundanya dan melalui petunjuk-petunjuk, pedoman-pedoman yang dilakukan oleh masing-masing pimpinan gereja," kata Manuel.
Manuel manyatakan dirinya sangat berharap para pimpinan gereja, sinode yang ada di Jakarta khususnya pimpinan-pimpinan classis pimpinan distrik, badan perwakilan daerah musyawarah pelayanan di tingkat DKI dapat memberikan arahan dan petunjuk-petunjuk untuk melakukan upaya membantu Jakarta, Indonesia hingga membantu dunia agar seluruhnya diberikan keselamatan dibebaskan dari wabah COVID-19.
"Kami mohon kerja samanya dan dukungan doa supaya Jakarta aman dan kita semua mengalami kebahagiaan," ucap Manuel.
Baca juga: Waspada COVID-19, Anies sarankan 4 hal untuk warga yang Shalat Jumat
Senada, perwakilan Keuskupan Agung Jakarta Romo Suyadi mengatakan pihaknya mendukung imbauan Pemprov DKI Jakarta tersebut yang dirasakan oleh pihak gereja sangat penting dalam mengantisipasi penyebaran COVID-19 di Jakarta.
Gereja, ujar Suyadi, berharap agar semua masyarakat menyadari bahwa persoalan ini adalah hal yang sangat penting. Keuskupan Agung Jakarta sendiri telah mengimbau umatnya melalui aturan tata cara kehidupan bersama umat Katolik di DKI dan Keuskupan Agung Jakarta yang mengarahkan semua peribadatan dan doa-doa diselenggarakan pada pribadi dan di rumah masing-masing sebagai upaya mengurangi wabah ini bisa menular lebih jauh.
"Kami berharap seluruh umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta menjaga diri di rumah, jaga kesehatan dan berdoa mohon seruan kepada Tuhan agar semua ini cepat berlalu sehingga aktivitas bersama bisa berjalan dengan baik. Mari kita mengindahkan semua bersama agar menjadi tata cara kehidupan untuk kebaikan bersama," tuturnya.
Baca juga: Pura di Jakarta Selatan disemprot disinfektan
Ketua Walubi DKI Jakarta, Pendeta Liem juga menyatakan umat Buddha di Jakarta saat ini telah diinstruksikan untuk mengikuti arahan pemerintah agar beribadah di rumah, tanpa perlu datang ke kuil atau vihara.
"Kami umat Buddha di DKI Jakarta akan mengikuti seruan Gubernur kita untuk mengadakan kebaktian di rumah masing-masing sampai rendahnya wabah ini. Kami ikuti semua seruan ini," ucap Liem.
Anies mengharapkan dengan arahan dari berbagai pemuka agama ini, semua pihak menyadari untuk bertindak cepat dan secara serempak menghindari potensi penularan tinggi.
"Karena itu kita berharap sekali bahwa mari kita semua kompak di dalam dua pekan ke depan mengedepankan perlindungan penyelamatan saudara sekota dengan cara disiplin mengikuti seruan moral yang pada sore hari ini dikirimkan dari Balai Kota. Dengan begitu harapannya nanti kita bisa sama-sama menahan penularan menurunkan kecepatan penularan dan semoga kondisi ini segera bisa pulih," tutur Anies menambahkan.
Sebelumnya, menyikapi penyebaran Virus Corona COVID-19 yang semakin tinggi di Jakarta, imbauan penundaan kegiatan beribadah bersama-sama juga ditujukan pada umat Muslim dan salat Jumat di masjid-masjid di Jakarta diimbau untuk diganti dengan salat Dzuhur selama dua pekan.
Diketahui, hingga saat ini berdasar data yang diumumkan secara nasional, kasus COVID-19 yang terkonfirmasi positif ada 308 kasus dan dari jumlah itu, 269 kasus masih dalam perawatan, 15 pasien sembuh dan 25 orang meninggal dunia.
Baca juga: Masjid Istiqlal tiadakan Shalat Jumat dua pekan
Hal tersebut karena ada peningkatan signifikan kasus positif COVID-19 di Jakarta di mana pada Rabu (18/3) ada 160 kasus dan pada Kamis ini telah bertambah menjadi 208, kata Anies Baswedan di Jakarta, Kamis petang.
"Pertambahannya sangat cepat dan tidak lagi ada di kawasan tertentu, saat ini sudah semua kawasan. Karena itu, dengan FKUB disepakati bahwa akan secara serius melakukan pembatasan interaksi di dalam seluruh komponen termasuk kegiatan-kegiatan peribadatan yang diselenggarakan secara bersama-sama di rumah-rumah ibadah untuk ditunda hingga kondisi memungkinkan," kata Anies di Balai Kota.
Baca juga: Shalat Jumat di Jakarta diimbau ditunda dua pekan
Baca juga: DKI juga imbau rangkaian Nyepi tahun ini di Jakarta dibatasi
Hal tersebut, lanjut Anies, dalam rangka mencegah penularan menjadi lebih cepat dengan tidak membahayakan masyarakat dengan melakukan kegiatan yang berisiko tinggi untuk penularan COVID-19.
"Hari ini, bila ingin melindungi saudara sebangsa, maka tinggal di rumah, kurangi interaksi, ini kesepakatan yang tadi kita dapatkan dan Insha Allah kita berharap kepada seluruh umat untuk ikut melaksanakan ini sebagai cara kita melindungi saudara sebangsa sekarang," ucapnya.
Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) wilayah DKI Jakarta Pendeta Manuel Raintung di lokasi yang sama mengatakan pihaknya saat ini menyerukan peribadatan mereka yang dilaksanakan pada hari Minggu, sekurang-kurangnya dua hari Minggu, mulai pada tanggal 22 Maret 2020 mendatang.
"Kami dapat menundanya dan melalui petunjuk-petunjuk, pedoman-pedoman yang dilakukan oleh masing-masing pimpinan gereja," kata Manuel.
Manuel manyatakan dirinya sangat berharap para pimpinan gereja, sinode yang ada di Jakarta khususnya pimpinan-pimpinan classis pimpinan distrik, badan perwakilan daerah musyawarah pelayanan di tingkat DKI dapat memberikan arahan dan petunjuk-petunjuk untuk melakukan upaya membantu Jakarta, Indonesia hingga membantu dunia agar seluruhnya diberikan keselamatan dibebaskan dari wabah COVID-19.
"Kami mohon kerja samanya dan dukungan doa supaya Jakarta aman dan kita semua mengalami kebahagiaan," ucap Manuel.
Baca juga: Waspada COVID-19, Anies sarankan 4 hal untuk warga yang Shalat Jumat
Senada, perwakilan Keuskupan Agung Jakarta Romo Suyadi mengatakan pihaknya mendukung imbauan Pemprov DKI Jakarta tersebut yang dirasakan oleh pihak gereja sangat penting dalam mengantisipasi penyebaran COVID-19 di Jakarta.
Gereja, ujar Suyadi, berharap agar semua masyarakat menyadari bahwa persoalan ini adalah hal yang sangat penting. Keuskupan Agung Jakarta sendiri telah mengimbau umatnya melalui aturan tata cara kehidupan bersama umat Katolik di DKI dan Keuskupan Agung Jakarta yang mengarahkan semua peribadatan dan doa-doa diselenggarakan pada pribadi dan di rumah masing-masing sebagai upaya mengurangi wabah ini bisa menular lebih jauh.
"Kami berharap seluruh umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta menjaga diri di rumah, jaga kesehatan dan berdoa mohon seruan kepada Tuhan agar semua ini cepat berlalu sehingga aktivitas bersama bisa berjalan dengan baik. Mari kita mengindahkan semua bersama agar menjadi tata cara kehidupan untuk kebaikan bersama," tuturnya.
Baca juga: Pura di Jakarta Selatan disemprot disinfektan
Ketua Walubi DKI Jakarta, Pendeta Liem juga menyatakan umat Buddha di Jakarta saat ini telah diinstruksikan untuk mengikuti arahan pemerintah agar beribadah di rumah, tanpa perlu datang ke kuil atau vihara.
"Kami umat Buddha di DKI Jakarta akan mengikuti seruan Gubernur kita untuk mengadakan kebaktian di rumah masing-masing sampai rendahnya wabah ini. Kami ikuti semua seruan ini," ucap Liem.
Anies mengharapkan dengan arahan dari berbagai pemuka agama ini, semua pihak menyadari untuk bertindak cepat dan secara serempak menghindari potensi penularan tinggi.
"Karena itu kita berharap sekali bahwa mari kita semua kompak di dalam dua pekan ke depan mengedepankan perlindungan penyelamatan saudara sekota dengan cara disiplin mengikuti seruan moral yang pada sore hari ini dikirimkan dari Balai Kota. Dengan begitu harapannya nanti kita bisa sama-sama menahan penularan menurunkan kecepatan penularan dan semoga kondisi ini segera bisa pulih," tutur Anies menambahkan.
Sebelumnya, menyikapi penyebaran Virus Corona COVID-19 yang semakin tinggi di Jakarta, imbauan penundaan kegiatan beribadah bersama-sama juga ditujukan pada umat Muslim dan salat Jumat di masjid-masjid di Jakarta diimbau untuk diganti dengan salat Dzuhur selama dua pekan.
Diketahui, hingga saat ini berdasar data yang diumumkan secara nasional, kasus COVID-19 yang terkonfirmasi positif ada 308 kasus dan dari jumlah itu, 269 kasus masih dalam perawatan, 15 pasien sembuh dan 25 orang meninggal dunia.
Baca juga: Masjid Istiqlal tiadakan Shalat Jumat dua pekan
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Priyambodo RH