Nunukan (ANTARA) - Sebanyak 123 orang warga negara Malaysia terpaksa tertahan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara karena tidak ada akses masuk ke negaranya terkait “lockdown” parsial pencegahan wabah COVID-19.

Semula Malaysia menetapkan kebijakan  "Perintah Kawalan Pergerakan" sejak 18 hingga 31 Maret 2020 untuk menekan laju penyebaran virus corona.

Pemerintah Malaysia  memperpanjang masa pembatasan wilayah (lockdown) hingga 14 April 2020 karena wabah yang kian meluas.

Dilaporkan dari Nunukan, Jumat dari 123 orang, beberapa berhasil ditemui, salah satu WN Malaysia itu bernama Ahmad Rizamsyah Bin Mohd Noor (28).

Ia mengaku meninggalkan negaranya sejak 7 Maret 2020 menggunakan pesawat via Bandara Juwata Tarakan menuju Makassar, Sulsel.


WN Malaysia ini berangkat ke Kabupaten Polman, Sulbar dengan tujuan menghadiri kenduri keluarga istrinya bernama Hasriani binti Tahir (24) yang menggelar pernikahan keluarganya.

Ia mengaku,  tiba kembali di Kabupaten Nunukan 31 Maret 2020 untuk menyeberang kembali ke Malaysia melalui Tawau Negeri Sabah.

Baca juga: Malaysia tangguhkan pemulangan TKI bermasalah

Baca juga: Malaysia umumkan Perintah Kawalan Pergerakan Covid-19

Ahmad Rizamsyah mengharapkan Pemerintah Malaysia memulangkannya karena selama berada di Kabupaten Nunukan mengalami kesulitan biaya hidup.

Meskipun kata WN Malaysia yang berdomisili di Batu 3 Tawau, biaya hidup sudah diperoleh dari bantuan pribadi kerabatnya di Tawau dan sebagian dari warga Kabupaten Nunukan.

Kemudian, WN Malaysia lainnya bernama Gideon bin Majupil mengatakan, telah berada di Kabupaten Nunukan sejak 22 Maret 2020. Setelah melakukan perjalanan dari Surabaya, Jatim.

Awalnya, kata dia ingin pulang ke negaranya melalui Kuala Lumpur. Tapi akibat COVID-19 akhirnya memilih ke Kabupaten Nunukan.

Gideon yang tinggal di Kota Kinabalu Sabah ini menyatakan, memilih ke Kabupaten Nunukan dengan harapan lebih mudah menyeberang ke Tawau.

Ia berharap pula agar Pemerintah Malaysia memperhatikannya dengan dijemput di Kabupaten Nunukan.

Sebab, kata Gideon, telah menghubungi pihak Kedutaan Malaysia terkait masalah yang dihadapinya tetapi belum mendapatkan jawaban sampai sekarang.

WN Malaysia yang menginap di Hotel Gita Nunukan tercatat 22 orang termasuk tiga anak-anak serta bayi sembilan bulan.

Selebihnya tersebar di rumah-rumah keluarganya di Kabupaten Nunukan karena kesulitan biaya hidup. 

"Ada kawan kami sudah dua minggu di sini (Nunukan) tapi mereka tinggal di rumah keluarganya," ujar   Rizamsyah.

Baca juga: Malaysia tidak sarankan Rapid Test Kit COVID-19

Baca juga: Antisipasi Corona, Gubernur Minta Malaysia Tunda Deportasi TKI




 

Pewarta : M Rusman
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024