Tanjung Selor (ANTARA) - Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional, yaitu bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1441 Hijriyah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) memastikan, ketersediaan 11 komoditas strategis masih aman. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kaltara Wahyuni Nuzban mengatakan, sesuai instruksi Pemerintah, meminta agar setiap pemerintah daerah, termasuk Kaltara menjaga ketersediaan 11 komoditas strategis, termasuk stabilisasi harganya.
Ke-11 komoditi strategis dimaksud, antara lain beras, daging ayam, daging sapi, telur, minyak goreng, gula pasir, cabai merah keriting, cabai rawit, bawang merah dan bawang putih. “Untuk di Kaltara masih dalam kondisi aman dan sudah kita laporkan,” kata Wahyuni Nuzban usai mengikuti video conference tekait Ketersediaan Pangan bersama Menteri Pertanian R Syahrul Yasin Limpo, Jumat (3/4) lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Wahyuni juga mengungkapkan bahwa saat ini terdapat puluhan ton daging sapi beku dan daging ayam beku yang siap memenuhi kebutuhan masyarakat Kaltaras selama Ramadan, hingga Idulfitri. Di mana saat ini stok keduanya di Didistributor PT. Sri Kencana Lestari sejumlah 50 ton. Lalu stok ayam beku di salah satu distributor Sinar Terang Bersaudara, terdapat 20 ton. Selain itu masih terdapat Stok daging sapi beku di cold storage Bulog di Tanjung Selor sekitar 10 ton. “Untuk stoknya saya kira ini masih aman. Terlebih saat ini hampir tidak ada kegiatan atau acara baik pemerintah maupun swastam,” kata Wahyuni.
Selanjutnya, terkait pemenuhan kebutuhan daging sapi segar, Wahyuni juga menjelaskan terdapat persediaan sapi lokal siap potong sebanyaj 1.387 ekor atau setara 218 ton dari populasi sapi sendiri sebanyak 22.776 ekor. Di mana harga harga tertinggi daging sapi segar di Bulungan berada pada kisaran Rp 145 ribu per Kilogram. “Ada juga pasokan ayam hidup dari Berau sebanyak 5.000 ekor per hari untuk memenuhi kebutuhan di 5 kabupaten / kota,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam arahannya Menteri Pertanian beepesan agar pemerintah daerah juga harus selalu cepat tanggap terhadap situasi-situasi yang terjadi. Misalnya terjadi kenaikan harga atau kelangkaan komoditi. “Kita diminta untuk cepat dan tanggap dalam menangani permasalahan ketersediaan pangan terutama pada masa-masa pandemik corona seperti sekarang ini,” kata Wahyuni.
Wahyuni menambahkan, dalam kondisi pandemi saat ini tentu akan menganggu perekonomian. Pun demikian dirinya meminta agar pertanian harus tetap bertahan dalam kondisi apapun. “Bukan hanya tenaga kesehatan yang menjadi pahlawan dalam masa pandemik corona seperti sekarang, namun petani juga merupakan garda terdepan dalam memenuhi kebutuhan akan pangan bagi masyarakat Indonesia,” tandasnya.