Tanjung Selor (ANTARA) - Gubernur Kaltara Irianto Lambrie, Jumat (17/07/2020) menyerahkan bantuan bagi korban banjir Masamba, Luwu Utara melalui Posko Kerukunan Masyarakat Luwuk di Tanjung Selor, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Utara.
"Ini sebagai tanda empati dan simpati Pemprov Kaltara atas musibah atau bencana banjir bandang di Masamba Luwuk Utara," kata Gubernur Irianto.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Irianto ikut mendoakan agar korban yang meninggal dunia husnul khotimah.
"Kita juga mendoakan kepada keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan, ketabahan, dan kesabaran," ujarnya.
Gubernur Kaltara serahkan bantuan banjir Luwu Utara
Baca juga: Pakar: banjir Masamba sudah diprediksi 2019
Baca juga: Empat sekolah Luwu Utara tertimbun lumpur
Banjir bandang yang melanda sebagian wilayah Luwu Utara menyebabkan 24 orang meninggal dunia dan 69 orang hilang menurut data terkini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Kepala BPBD Luwu Utara Muslim Muchtar sudah mengerahkan petugas untuk menemukan warga yang dilaporkan hilang akibat bencana banjir bandang di Luwu Utara.
Pada Senin (13/7), banjir melanda Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat di Kabupaten LuwuUtara.
Banjir di wilayah itu menyebabkan 4.930 rumah terendam, 10 rumah hanyut, 213 rumah tertimbun pasir bercampur lumpur, satu Kantor Koramil 1403-11 terendam air dan lumpur, jembatan antar desa terputus, dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur.
Banjir Luwu Utara
Menurut data BPBD, banjir memaksa 156 kepala keluarga yang terdiri atas 655 orang mengungsi dan berdampak pada 4.202 keluarga yang terdiri atas 15.994 orang.
Muslim mengatakan bahwa ada 39 titik pengungsian korban banjir di LuwuUtara.
Pemerintah daerah menyiapkan 20 tempat pengungsian bagi korban banjir.
Korban banjir masih membutuhkan bantuan makanan hingga dua atau tiga hari ke depan serta perangkat sanitasi portabel dan alat berat untuk membersihkan area terdampakbanjir.
"Kenapa ini penting karena kita sekarang semua infrastruktur rusak, termasuk sanitasi karena itu sanitasi portabel dibutuhkan. Karena sering mati (listrik), maka kita butuh lampu portabel," kata Muslim.
Baca juga: Banjir Papua Barat, tiga meninggal
Baca juga: 24 orang meninggal, 69 hilang akibat banjir di Luwu Utara
Gubernur Kaltara serahkan bantuan banjir Luwu Utara
"Ini sebagai tanda empati dan simpati Pemprov Kaltara atas musibah atau bencana banjir bandang di Masamba Luwuk Utara," kata Gubernur Irianto.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Irianto ikut mendoakan agar korban yang meninggal dunia husnul khotimah.
"Kita juga mendoakan kepada keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan, ketabahan, dan kesabaran," ujarnya.
Baca juga: Pakar: banjir Masamba sudah diprediksi 2019
Baca juga: Empat sekolah Luwu Utara tertimbun lumpur
Banjir bandang yang melanda sebagian wilayah Luwu Utara menyebabkan 24 orang meninggal dunia dan 69 orang hilang menurut data terkini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Kepala BPBD Luwu Utara Muslim Muchtar sudah mengerahkan petugas untuk menemukan warga yang dilaporkan hilang akibat bencana banjir bandang di Luwu Utara.
Pada Senin (13/7), banjir melanda Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat di Kabupaten LuwuUtara.
Banjir di wilayah itu menyebabkan 4.930 rumah terendam, 10 rumah hanyut, 213 rumah tertimbun pasir bercampur lumpur, satu Kantor Koramil 1403-11 terendam air dan lumpur, jembatan antar desa terputus, dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur.
Menurut data BPBD, banjir memaksa 156 kepala keluarga yang terdiri atas 655 orang mengungsi dan berdampak pada 4.202 keluarga yang terdiri atas 15.994 orang.
Muslim mengatakan bahwa ada 39 titik pengungsian korban banjir di LuwuUtara.
Pemerintah daerah menyiapkan 20 tempat pengungsian bagi korban banjir.
Korban banjir masih membutuhkan bantuan makanan hingga dua atau tiga hari ke depan serta perangkat sanitasi portabel dan alat berat untuk membersihkan area terdampakbanjir.
"Kenapa ini penting karena kita sekarang semua infrastruktur rusak, termasuk sanitasi karena itu sanitasi portabel dibutuhkan. Karena sering mati (listrik), maka kita butuh lampu portabel," kata Muslim.
Baca juga: Banjir Papua Barat, tiga meninggal
Baca juga: 24 orang meninggal, 69 hilang akibat banjir di Luwu Utara