Tanjung Selor (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie mengajak masyarakat memerangi hoaks, termasuk yang memanfaatkan situasi pandemi COVID-19 untuk sengaja menyebar fitnah.

Hal itu disampaikan dalam acara "Ngopi Coi" (Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia) oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kaltara secara live Radio Kaltara di Tanjung Selor, Kamis.

"Masyarakat harus ikut memerangi infomasi  yang tidak benar dengan tujuan menghasut atau hoaks," kata Gubernur dalam sambutan tertulis dibacakan Datu Iqro Ramadhan,  Assisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra.

Berita hoaks itu dibuat oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan membuat kegaduhan sehingga masyarakat harus hati-hati dan tidak mudah percaya setiap informasi yang diterima. 

Utamanya yang tersiar melalui media social (medsos). 

Salah satunya dengan menginformasikan dahulu kebenaran berita tersebut. 

Masyarakat perlu memahami cara mencegah dan menginformasikan potensi radikalisme. 

"Caranya, lewat literasi media sendiri, masyarakat sedianya semakin mampu membedakan informasi mana yang benar dan salah," katanya.

Letak Geografis yang berbatasan dengan sejumlah negara seperti Malaysia, Filipina dan lainnya menjadi salah satu tempat pesinggahan pelaku terorisme di Indonesia. 

Upaya pencegahan terorisme di Kalimantan utara penting dilakukan dalam berbagai cara, sehingga paham radikal terorisme tidak merusak dan merasuk warga kaltara. 

Sementara itu Letkol Laut Setyo Pranowo, Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat BBNPT menyatakan 
media sosial saat ini masih menjadi sarana yang paling efektif untuk menghasut generasi muda agar terpapar paham radikal.

Mengingat jumlah pengguna internet telah mencapai di atas 140 juta orang dan 90 persen memiliki akun media sosial.

Cara jitu memerangi penyebaran hoaks dan konten radikal di media sosial, yakni tidak menyebarkannya ke orang lain.

Informasi yang diterima di media sosial harus disaring terlebih dahulu sebelum dibagikan ke orang lain.

Salah satu cara dan upaya yang dilakukan BNPT melalui kepanjangan tangan di daerah, FKPT Kaltara dengan menggandeng kalangan media lewat kegiatan literasi informasi, karena inilah langkah yang cepat dan tepat.

Ngopi Coi

Ketua FKPT Kaltara Basiran Lazidi  mengatakan 
kemajuan teknologi dan Informasi telah dimanfaatkan banyak pihak untuk ikut menyebarkan paham radikal. 

Masyarakat dan Pemerintah diminta untuk tidak lengah dalam mewaspadai penyebaran radikalisme di media sosial.

Penggunaan internet sebagai media untuk mengakses informasi sepertinya menjadi hal yang jamak ditemukan saat ini. 

Transfer informasi yang begitu cepat seakan melenyapkan urgensi atau validitas berita yang disajikan. 

"Kita tidak bisa mengelak bahwa dengan adanya arus internet yang cepat justru memudahkan kaum radikal dalam menyebarkan ideologinya," katanya.

Kegiatan Ngopi Coi adalah salah satu upaya FKPT memberikan pemahaman kepada berbagai elemen masyarakat, khususnya aparatur Kelurahan dan Desa, awak media massa pers, dan generasi muda, mengenai dampak negatif internet sebagai salah satu sarana penyebarluasan radikalisme dan terorisme.


Baca juga: Termasuk Kaltara, Ketua BNPT lantik 32 FKPT se-Indonesia

Baca juga: Kepala BNPT monitoring program deradikalisasi di Nusakambangan

 

Pewarta : Redaksi
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024