Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Barat, Kembali mengadakan kegiatan webinar dan Talk Show “Ngopi Coi” (Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia) dengan tema : Saring baru posting acara digelar secara daring, Jumat (23/7).
Acara ini dipandu oleh Putri Ayudya seorang Aktor yang baru saja mendapat penghargaan sebagai Aktris Perempuan terbaik pada ajang piala Maya dan menghadirkan dua orang narasumber lainnya yaitu Kasubbag TU Deputi I BNPT, Ahadi Wijayanto, SE, MM, dan Wartawan Tribun Jabar, Machmud Mubarok, S.S.
Ahadi dalam talkshow menyampaikan tentang perbedaan radikalisme dan terorisme, menurut UU No. 5 Tahun 2018 mengatakan tentang pemberantasan terorisme adalah perbuatan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan terror dan ancaman rasa takut secara keseluruhan.
Radikalisme suatu paham yang menginginkan perubahan social dengan menggunakan cara-cara ekstrem, kelompok ini melakukan dengan segala cara untuk mengubah tatanan masyarakat secara social.
Menurut Ahadi, awalnya sikap yang dimiliki adalah tidak menerima pendapat atau perbedaan orang lain atau intoleransi. Orang-orang yang berada di stadium awal ini mereka menarik diri, mereka tidak menerima adanya perbedaan dan menganggap dirinya paling benar, menganggap kelompok dan gurunya paling benar, makanya yang berbeda dari mereka dianggap salah.
Baca juga: Eks Napiter: jangan kucilkan yang terpapar
Baca juga: FKPT Audiensi dengan Gubernur Kaltara, sampaikan kerawanan perbatasan
Baca juga: "Perang" deradikalisasi kontra radikalisme di "cyber space"
Ahadi melanjutkan, faktor teknologi yang tidak dibarengi dengan literasi, budaya latah, menjadi sumber hoax yang melatarbelakangi adanya radikalisme dan terorisme, banyaknya kasus terorisme yang terjadi di Indonesia yang mudah mengancam masyarakat melalui media social.
Sementara Machmud Mubarok menyoroti tentang maraknya penggunaan media social untuk penyebaran berita-berita hoax, ujaran kebencian dan konten radikal. Media menurut machmud selama 24 jam memantau pergerakan isu di media social.
“Ada semacam ronda digital untuk mengawasi isu-isu media social. Termasuk isu yang tidak benar atau hoax dan isu radikalisme. Kewajiban media adalah mengedukasi masyarakat agar dapat memilih dan memilah berita yang benar. Literasi terhadap radikalisme, agar masyarakat bisa faham ciri-ciri kelompok yang menyebarkan berita radikalisme, media bisa bekerjasama dengan BNPT menyebarkan berita-berita positif untuk menangkal isu radikalisme. Kita harus lawan dengan kontra narasi radikalisme,” kata machmud.
Baca juga: BNPT-FKPT Gelar Lomba Mikroblog Hadiah Rp60 Juta.
Baca juga: Perkuat penanggulangan terorisme, BNPT jalin sinergisitas antarkementerian
Baca juga: BNPT : Perlu bekali masyarakat pengetahuan khusus tentang terorisme
Berita Terkait
Tiga Terduga Teroris Anshor Daulah Jateng ditangkap
Selasa, 5 November 2024 17:56
BNPT Bersama Generasi Muda Papua Barat Berkreasi Melawan Terorisme Lewat di Youth of Indonesia
Rabu, 9 Oktober 2024 9:52
Generasi Muda Papua Barat Beraksi, Lomba Budaya Jadi Senjata Cegah Terorisme
Rabu, 9 Oktober 2024 9:47
FKPT Kaltara Sebut Ada Tiga Potensi Konflik di Kalimantan Utara
Kamis, 12 September 2024 19:54
Kaltara-Unhas gelar "Focus Group Discussion" Penyusunan Peta Rawan Konflik Kalimantan Utara
Kamis, 12 September 2024 18:31
BNPT Youth of Festival 2024: Menguatkan Semangat Nasionalisme Pemuda Gorontalo
Kamis, 12 September 2024 11:00
Eddy Hartono dilantik jadi Kepala BNPT, lulusan Akademi Kepolisian 1990 berpengalaman di Reserse
Rabu, 11 September 2024 10:11
Dijadwalkan, Presiden lantik Gus Ipul sebagai Mensos dan Irjen Pol. Eddy Hartono sebagai Kepala BNPT hari ini
Rabu, 11 September 2024 6:58