Jakarta (ANTARA) - Mengelola hipertensi agar mencapai tekanan darah sesuai target bisa dimulai dengan menerapkan gaya hidup sehat, menurut Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI), Dr Tunggul D.Situmorang,Sp.PD-KGH,FINASIM.
Selain itu, dalam keterangan tertulisnya, belum lama ini, dia juga menyarankan pasien sebaiknya menjaga berat badan ideal dan mengurangi asupan garam.
"Kepatuhan pasien menjalani pengobatan, pengukuran tekanan darah secara benar dan berkala juga menjadi hal yang sangat penting dalam pengendalian hipertensi," kata Tunggul.
Sesuai dengan Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019, pasien dengan tekanan darah ≥ 140 mmHg / ≥ 90 mmHg diperlukan inisiasi obat untuk menurunkan tekanan darah.
Pengendalian tekanan darah sesuai target dapat mencegah 35 - 40 persen kejadian stroke, 20 - 25 persen serangan jantung koroner dan 50 persen kejadian gagal jantung.
Baca juga: Penderita hipertensi, kardiovaskular agar batasi lemak saat Idul Adha
Fakta menunjukkan hipertensi umumnya tidak hanya sendiri, tapi selalu disertai adanya faktor risiko lain atau bersama-sama dengan penyakit lain, misalnya diabetes, kolesterol dan lain-lain.
Oleh karena itu, pengobatan hipertensi tidak hanya sekedar menurunkan tekanan darah, tetapi juga mengobati faktor risiko lainnya.
Baca juga: Alasan hipertensi dan diabetes bisa turunkan fungsi otak
Baca juga: Diabetes dan hipertensi penyakit yang mendominasi pasca-Lebaran
Baca juga: Hindari kafein berlebih untuk cegah tekanan darah tinggi
Selain itu, dalam keterangan tertulisnya, belum lama ini, dia juga menyarankan pasien sebaiknya menjaga berat badan ideal dan mengurangi asupan garam.
"Kepatuhan pasien menjalani pengobatan, pengukuran tekanan darah secara benar dan berkala juga menjadi hal yang sangat penting dalam pengendalian hipertensi," kata Tunggul.
Sesuai dengan Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019, pasien dengan tekanan darah ≥ 140 mmHg / ≥ 90 mmHg diperlukan inisiasi obat untuk menurunkan tekanan darah.
Pengendalian tekanan darah sesuai target dapat mencegah 35 - 40 persen kejadian stroke, 20 - 25 persen serangan jantung koroner dan 50 persen kejadian gagal jantung.
Baca juga: Penderita hipertensi, kardiovaskular agar batasi lemak saat Idul Adha
Fakta menunjukkan hipertensi umumnya tidak hanya sendiri, tapi selalu disertai adanya faktor risiko lain atau bersama-sama dengan penyakit lain, misalnya diabetes, kolesterol dan lain-lain.
Oleh karena itu, pengobatan hipertensi tidak hanya sekedar menurunkan tekanan darah, tetapi juga mengobati faktor risiko lainnya.
Baca juga: Alasan hipertensi dan diabetes bisa turunkan fungsi otak
Baca juga: Diabetes dan hipertensi penyakit yang mendominasi pasca-Lebaran
Baca juga: Hindari kafein berlebih untuk cegah tekanan darah tinggi
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu