Tarakan (ANTARA) - Calon Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) nomor urut satu, H.Udin Hiangio yang akrab dipanggil Pak Haji Udin menurut tokoh masyarakat Banjar Tarakan, Ridho Asnawi bukan sebagai seorang pejabat publik.
"Tapi seperti seorang kawal (kawan) dari bubuhan Banjar yang ada di Tarakan. Karena sosial dan rasa pedulinya ke masyarakat Banjar dan lainnya sangat tinggi,” kata Ridho Asnawi di Tarakan, Rabu.
Dia menerangkan, perkumpulan atau paguyuban Banjar Tarakan di Tarakan sudah ada sejak tahun 1972 silam dengan nama KKKS (Kerukunan Keluarga Kalimantan Selatan).
Kemudian berubah menjadi Keluarga Bubuhan Banjar Kalimantan Timur atau KBBT Tarakan. Dan saat ini menjadi Kerukunan Bubuhan Banjar Kalimantan Utara Kota Tarakan (KBBKU-KT).
“Pada kepengurusan KBBKT sekitar tahun 2000, Pak Udin dimasukkan sebagai penasehat, oleh karena itu Pak Udin dimata warga Banjar Tarakan sudah familiar dikenal sebagai bos Pelni dan bergelar Bapak Silahturahmi, karena beliau selalu aktif pada acara warga Banjar seperti acara khitanan, pernikahan, dan melayat kematian,” ungkapnya.
Bahkan tak jarang mantan Ketua DPRD Tarakan dua periode (1999-2009) dan Walikota Tarakan (2009-2014) ini hadir di tengah-tengah masyarakat dari berbagai latar belakang.
“Dengan berkumpulnya Pak Udin dengan bubuhan banjar, beliau hapal doa yang selalu dibacakan pada acara pengajian bubuhan banjar, yakni surah Al Imran ayat 26,” kata Ridho Asnawi.
Seakan tak ada jarak yang memisahkannya dengan rakyat, tidak heran jika pria kelahiran Gorontalo pada 28 Desember 1946 silam ini digelar Bapak Silahturahmi Kaltara.
Pada Pilgub Kaltara 2020 ditetapkan tiga pasang Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Kaltara yakni nomor urut satu pasangan Udin Hiangio - Undunsyah (U2OK), nomor urut dua pasangan Irianto Lambrie - Irwan Sabri (IRAW) dan nomor urut tiga pasangan Zainal Arifin Paliwang - Yansen Tipa Padan (ZIYAP).
Baca juga: Zainal - Yansen akan libatkan masyarakat untuk susun program kerja
Baca juga: Irianto blusukan ke pasar Beringin dan Dayak di Tarakan
"Tapi seperti seorang kawal (kawan) dari bubuhan Banjar yang ada di Tarakan. Karena sosial dan rasa pedulinya ke masyarakat Banjar dan lainnya sangat tinggi,” kata Ridho Asnawi di Tarakan, Rabu.
Dia menerangkan, perkumpulan atau paguyuban Banjar Tarakan di Tarakan sudah ada sejak tahun 1972 silam dengan nama KKKS (Kerukunan Keluarga Kalimantan Selatan).
Kemudian berubah menjadi Keluarga Bubuhan Banjar Kalimantan Timur atau KBBT Tarakan. Dan saat ini menjadi Kerukunan Bubuhan Banjar Kalimantan Utara Kota Tarakan (KBBKU-KT).
“Pada kepengurusan KBBKT sekitar tahun 2000, Pak Udin dimasukkan sebagai penasehat, oleh karena itu Pak Udin dimata warga Banjar Tarakan sudah familiar dikenal sebagai bos Pelni dan bergelar Bapak Silahturahmi, karena beliau selalu aktif pada acara warga Banjar seperti acara khitanan, pernikahan, dan melayat kematian,” ungkapnya.
Bahkan tak jarang mantan Ketua DPRD Tarakan dua periode (1999-2009) dan Walikota Tarakan (2009-2014) ini hadir di tengah-tengah masyarakat dari berbagai latar belakang.
“Dengan berkumpulnya Pak Udin dengan bubuhan banjar, beliau hapal doa yang selalu dibacakan pada acara pengajian bubuhan banjar, yakni surah Al Imran ayat 26,” kata Ridho Asnawi.
Seakan tak ada jarak yang memisahkannya dengan rakyat, tidak heran jika pria kelahiran Gorontalo pada 28 Desember 1946 silam ini digelar Bapak Silahturahmi Kaltara.
Pada Pilgub Kaltara 2020 ditetapkan tiga pasang Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Kaltara yakni nomor urut satu pasangan Udin Hiangio - Undunsyah (U2OK), nomor urut dua pasangan Irianto Lambrie - Irwan Sabri (IRAW) dan nomor urut tiga pasangan Zainal Arifin Paliwang - Yansen Tipa Padan (ZIYAP).
Baca juga: Zainal - Yansen akan libatkan masyarakat untuk susun program kerja
Baca juga: Irianto blusukan ke pasar Beringin dan Dayak di Tarakan