Sydney (ANTARA) - Seorang bandar taruhan Australia pada Kamis mengatakan bahwa pihaknya telah membayar 16,5 juta dolar Amerika Serikat kepada orang-orang yang bertaruh pada Joe Biden untuk memenangkan pilpres dan menjadi presiden AS berikutnya.
Bayaran taruhan itu sudah diberikan meskipun hasil resmi dari penghitungan suara elektoral dalam pemilu AS masih belum ditetapkan.
Mantan Wakil Presiden AS Joe Biden mengatakan dia menuju kemenangan, meskipun Presiden Donald Trump juga telah mengklaim bahwa dia telah menang dan sedang berupaya melakukan tuntutan hukum dan penghitungan ulang suara.
Namun tetap saja, bandar taruhan Sportsbet di Australia mengatakan telah membayar uang kemenangan untuk lebih dari 100.000 taruhan bagi kemenangan Biden.
"Kami sangat yakin bahwa Biden akan berakhir di Ruang Oval (Oval Office)," kata juru bicara bandar taruhan Australia Sportsbet.
Ruang Oval atau Oval Office adalah ruang kerja resmi Presiden Amerika Serikat yang terletak di Sayap Barat Gedung Putih di Washington.
Sumber: Reuters
Baca juga: Tim kampanye Trump gugat penghitungan suara di Georgia
Baca juga: Presiden Iran: yang penting kebijakan AS, bukan soal siapa presidennya
Bayaran taruhan itu sudah diberikan meskipun hasil resmi dari penghitungan suara elektoral dalam pemilu AS masih belum ditetapkan.
Mantan Wakil Presiden AS Joe Biden mengatakan dia menuju kemenangan, meskipun Presiden Donald Trump juga telah mengklaim bahwa dia telah menang dan sedang berupaya melakukan tuntutan hukum dan penghitungan ulang suara.
Namun tetap saja, bandar taruhan Sportsbet di Australia mengatakan telah membayar uang kemenangan untuk lebih dari 100.000 taruhan bagi kemenangan Biden.
"Kami sangat yakin bahwa Biden akan berakhir di Ruang Oval (Oval Office)," kata juru bicara bandar taruhan Australia Sportsbet.
Ruang Oval atau Oval Office adalah ruang kerja resmi Presiden Amerika Serikat yang terletak di Sayap Barat Gedung Putih di Washington.
Sumber: Reuters
Baca juga: Tim kampanye Trump gugat penghitungan suara di Georgia
Baca juga: Presiden Iran: yang penting kebijakan AS, bukan soal siapa presidennya
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Fardah Assegaf