Tarakan (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur akan menjadi prioritas di Krayan, Nunukan.
"Terutama permasalahan jalan antardesa yang saat ini sedang rusak berat di sana," kata Zainal di Krayan, Nunukan, Jumat.
Prioritas untuk Krayan ini di infrastruktur, katanya, terutama masalah jalan yang sudah ia tinjau dari Krayan (Long Bawan, red) ke Binuang.
Dia merasakan begitu susahnya masyarakat untuk bisa mendapatkan akses untuk mengangkut kebutuhan pokok mereka di sana.
Terkait masalah kelangkaan BBM, Zainal juga menyampaikan rasa prihatinnya.
“Sementara ini masih dilayani juga dengan udara namun saya prioritaskan ini juga," katanya.
"Kita sudah berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, tetapi itu dengan layanan BBM satu harga.," katanya.
Ia menilai karena kebutuhan masyarakat di sana cukup banyak, sehingga butuh penambahan kuota.
Selain jalan antardesa, akses jalan menuju Malinau juga menjadi perhatian mantan Wakapolda Kaltara itu.
“Kita berusaha agar transportasi darat bisa tembus tahun 2023, sehingga segala kebutuhan logistik masyarakat bisa dilayani melalui darat,” kata Zainal.
Terkait produk – produk pertanian masyarakat Krayan, gubernur mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi akan mendukung pengembangannya.
Krayan merupakan kawasan yang berbatasan darat dengan Malaysia sehingga kebutuhan masyarakat kebanyakan dari negeri Jiran ini karena aksesnya lebih dekat.
Pembangunan infrastruktur tetap akan menjadi prioritas dulu, karena dengan adanya akses transportasi darat menuju Krayan, maka pengembangan tersebut dapat
lebih mudah untuk dilakukan.
“Sudah dalam program kita juga untuk produk – produk lokal yang sudah menjadi unggulan di Krayan dengan lancarnya nanti transportasi darat," kata Zainal.
"Dengan demikian dapat mengangkut produk – produk masyarakat Krayan untuk dibawa keluar melalui darat," katanya.
Selama ini, berbagai kebutuhan pokok diangkut melalui udara dengan jumlah sangat terbatas.
Selain kelemahan infrastruktur, masyarakat Krayan kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok karena penutupan jalur penghubung Indonesia dengan Malaysia.
Jalur tersebut ditutup terkait kebijakan Pemerintah Malaysia dalam penanganan COVID-19 di negaranya.
Padahal selama ini pintu perbatasan itu tersebut adalah jalur pasokan utama kebutuhan pokok masyarakat.
Baca juga: Jalan Tembus Krayan-Malinau Ditarget Rampung Pada 2023
Baca juga: Pertamina terbangkan 8.000 liter BBM per hari ke Krayan
"Terutama permasalahan jalan antardesa yang saat ini sedang rusak berat di sana," kata Zainal di Krayan, Nunukan, Jumat.
Prioritas untuk Krayan ini di infrastruktur, katanya, terutama masalah jalan yang sudah ia tinjau dari Krayan (Long Bawan, red) ke Binuang.
Dia merasakan begitu susahnya masyarakat untuk bisa mendapatkan akses untuk mengangkut kebutuhan pokok mereka di sana.
Terkait masalah kelangkaan BBM, Zainal juga menyampaikan rasa prihatinnya.
“Sementara ini masih dilayani juga dengan udara namun saya prioritaskan ini juga," katanya.
"Kita sudah berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, tetapi itu dengan layanan BBM satu harga.," katanya.
Ia menilai karena kebutuhan masyarakat di sana cukup banyak, sehingga butuh penambahan kuota.
Selain jalan antardesa, akses jalan menuju Malinau juga menjadi perhatian mantan Wakapolda Kaltara itu.
“Kita berusaha agar transportasi darat bisa tembus tahun 2023, sehingga segala kebutuhan logistik masyarakat bisa dilayani melalui darat,” kata Zainal.
Terkait produk – produk pertanian masyarakat Krayan, gubernur mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi akan mendukung pengembangannya.
Krayan merupakan kawasan yang berbatasan darat dengan Malaysia sehingga kebutuhan masyarakat kebanyakan dari negeri Jiran ini karena aksesnya lebih dekat.
Pembangunan infrastruktur tetap akan menjadi prioritas dulu, karena dengan adanya akses transportasi darat menuju Krayan, maka pengembangan tersebut dapat
lebih mudah untuk dilakukan.
“Sudah dalam program kita juga untuk produk – produk lokal yang sudah menjadi unggulan di Krayan dengan lancarnya nanti transportasi darat," kata Zainal.
"Dengan demikian dapat mengangkut produk – produk masyarakat Krayan untuk dibawa keluar melalui darat," katanya.
Selama ini, berbagai kebutuhan pokok diangkut melalui udara dengan jumlah sangat terbatas.
Selain kelemahan infrastruktur, masyarakat Krayan kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok karena penutupan jalur penghubung Indonesia dengan Malaysia.
Jalur tersebut ditutup terkait kebijakan Pemerintah Malaysia dalam penanganan COVID-19 di negaranya.
Padahal selama ini pintu perbatasan itu tersebut adalah jalur pasokan utama kebutuhan pokok masyarakat.
Baca juga: Jalan Tembus Krayan-Malinau Ditarget Rampung Pada 2023
Baca juga: Pertamina terbangkan 8.000 liter BBM per hari ke Krayan